KKB Papua
Detik-detik Mencekam Saat Belasan Anggota KKB Papua Serang Guru dan Nakes di Yahukimo
Terdapat total sembilan guru dari Yayasan Serafim yang mengajar di SD YPK Anggruk.
POS-KUPANG.COM, JAYAPURA - Nus, salah seorang guru di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan mengenang detik-detik penyerangan brutal oleh belasan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata Papua atau KKB Papua pada pekan ketiga Maret 2025 lalu.
Pengalaman tersebut dia bagikan kepada BBC News Indonesia.
Nus menjadi salah satu dari delapan guru dan tenaga kesehatan (nakes) dilaporkan menjadi korban serangan yang diklaim dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka ( TPNPB OPM ).
Pada Jumat pagi (21/03), Nus bersama rekan-rekan guru lain melakukan aktivitas seperti biasa, tidak ada yang berbeda. Mereka mengajar di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Usai mengajar, mereka kembali ke kompleks perumahan guru untuk beristirahat.
Nus tiba-tiba terbangun oleh suara teriakan yang berasal dari luar rumahnya. Saat melirik ke luar, dia melihat belasan orang—yang menggunakan penutup muka dan membawa senjata tajam—berada di depan rumahnya.
Mereka, ujarnya, lalu melempari kaca rumahnya hingga pecah. Nus dan rekan-rekannya panik. Mereka lalu mencoba keluar dari rumah untuk melarikan diri.
"Teman-teman guru ada [keluar] dari pintu depan. Saya pintu belakang, lompat," kenang Nus dikutip dari Kompas.com.
Nus adalah nama panggilannya. (BBC News Indonesia memilih tidak mengungkap identitas lengkapnya dengan alasan keamanan).
Saat dirinya keluar dari rumah, beberapa pelaku mengayunkan dan melempar parang yang panjang ke arahnya. Dia mampu menghindar. Parang itu mengenai tas yang dia bawa.
"Tuhan tolong saya, mereka buang parang tidak kena, hanya tas saja," katanya yang telah menjadi guru sejak 2023 di bawah Yayasan Serapim Care.
Terdapat total sembilan guru dari Yayasan Serafim yang mengajar di SD YPK Anggruk. Saat kejadian, satu orang tengah berada di Jayapura, sementara delapan lainnya berada di Anggruk.
Dari jumlah itu, enam orang guru berasal dari luar Papua, dan dua guru orang asli Papua. Selain mereka, ada dua tenaga kesehatan di lokasi kejadian.
Nus melanjutkan, dia pun berlari masuk ke dalam hutan. Dua orang pelaku mengejarnya dari belakang. Namun, dia mampu bersembunyi.
Berjam-jam di hutan, dia kembali ke desa dan melihat beberapa bangunan telah dibakar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.