KKB Papua
Detik-detik Mencekam Saat Belasan Anggota KKB Papua Serang Guru dan Nakes di Yahukimo
Terdapat total sembilan guru dari Yayasan Serafim yang mengajar di SD YPK Anggruk.
"Mereka [pelaku] rencana jahat untuk kasih mati. Tapi Tuhan tolong kami. Kami berhasil melarikan diri walaupun ada yang terluka," katanya.
Nus mengatakan, terdapat beberapa rekannya yang terluka akibat serangan. Para korban itu lalu dibawa ke pusat kesehatan di sana untuk mendapatkan perawatan.
"Kita obati teman-teman dan kita kasih aman mereka semua, tenang, dan bisa tidur," katanya.
Serangan kedua, seorang guru perempuan tewas
Nus dan rekannya melewati malam di rumah sakit dengan penuh rasa was-was, takut serangan kembali datang. Pagi harinya, dia dan rekannya lalu mengganti perban para korban yang terluka.
Saat mereka tengah beraktivitas, sekitar pukul delapan pagi, para pelaku kembali datang dan melakukan serangan kedua.
"Orang [pelaku] yang sama, kami tidak bisa tahan di dalam ruangan. Saya bilang sudah datang [pelaku], jadi harus kami lari, tapi harus ditutup pintu teman-teman kita ini, supaya mereka jangan tusuk lagi. Kalau tusuk lagi itu mereka sudah meninggal," katanya.
Mereka pun keluar dari pintu belakang untuk melarikan diri ke dalam hutan. Kembali, mereka dikejar oleh para pelaku.
"Mereka kejar kita itu [masing-masing] dua orang, saya dua, ibu guru dua, ada mantri dua. Kami takut untuk mengamankan teman, tidak bisa. Mereka punya alat tajam dan bukan pendek-pendek. Jadi kami tidak berani untuk baku tolong teman."
Dalam pengejaran itu, katanya, seorang guru perempuan tidak berhasil selamat dari serangan para pelaku.
"Ibu guru itu dua orang. Musuh bagi jalan, satu dari sana [samping], satu dari belakang. Jadi langsung kepung dan langsung kampak dia, yang meninggal ini," kenangnya dengan raut muka sedih.
Nus terus berlari ke hutan, menuju atas gunung. Para pelaku kelelahan mengejarnya dan memutuskan kembali.
Nus bertahan di dalam hutan hingga kira-kira pukul satu siang. Merasa situasi mulai aman, dia kembali ke desa. Nus dan rekannya yang selamat lalu mengamankan diri dan membawa guru perempuan itu di pusat kesehatan.
"Vikaris [calon pendeta] dan mama-mama yang jaga kami, mereka bawa minum, makan, sampai kami dijemput," katanya.
Masih terlihat rasa trauma saat Nus mengenang peristiwa yang hampir mencabut nyawanya itu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.