Gempa Bumi

Junta Myanmar Umumkan Keadaan Darurat dan Minta Bantuan Kemanusiaan Internasional

Ratusan korban dibawa ke rumah sakit di ibu kota Naypyidaw, sementara yang terluka dirawat di luar karena kerusakan pada bangunan. 

|
Editor: Dion DB Putra
KOMPAS.COM
ILUSTRASI - Sejauh ini gempa bumi dahsyat di Myanmar dan Thailand menewaskan sedikitnya tiga orang. Puluhan orang masih terjebak di reruntuhan bangunan. 

POS-KUPANG.COM, NAYPYIDAW - Gempa dahsyat melanda Mynmar pada Jumat (28/3/2025).

Junta militer di negeri itu sudah mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah. Junta militer Myanmar juga meminta bantuan kemanusiaan internasional, sesuatu yang langka atau jarang terjadi.

Sejauh ini gempa bumi dahsyat di Myanmar dan Thailand menewaskan sedikitnya tiga orang. Gempa itu meruntuhkan jembatan Ava yang terkenal di Myanmar

Di Thailand, sebuah gedung pencakar langit yang sedang dibangun ambruk hingga menewaskan tiga pekerja dan puluhan pekerja masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. 

Gempa dangkal itu berkekuatan magnitudo 7,7 di barat laut Kota Sagaing, Myanmar tengah, dan beberapa menit kemudian diikuti  gempa susulan berkekuatan M 6,4. 

Ratusan korban dibawa ke rumah sakit di ibu kota Naypyidaw, sementara yang terluka dirawat di luar karena kerusakan pada bangunan. 

Bahkan pintu masuk unit gawat darurat di rumah sakit itu runtuh di atas sebuah mobil. 

Seorang pejabat rumah sakit mengatakan kepada wartawab: "Ini adalah area untuk korban massal". 

"Saya belum pernah melihat (sesuatu) seperti ini sebelumnya. Kami berusaha menangani situasi ini. Saya sangat lelah sekarang," kata seorang dokter kepada AFP. 

Reporter AFP melihat kepala junta militer Myanmar Min Aung Hlaing tiba di rumah sakit saat militer yang berkuasa meminta bantuan internasional. 

"Kami ingin masyarakat internasional memberikan bantuan kemanusiaan sesegera mungkin," kata juru bicara junta Zaw Min Tun kepada AFP di rumah sakit. 

Permohonan langka dari junta tersebut menjelaskan bahwa gempa Myanmar diperkirakan terjadi dalam skala besar. 

Junta militer tersebut meminta bantuan internasional juga disebabkan sistem dan infrastruktur medis Myanmar yang hancur akibat perang saudara selama empat tahun. 

Gempa di Thailand yang meruntuhkan gedung bertingkat tersebut, masih ada sekitar 81 pekerja yang terperangkap di dalamnya. 

Tim penyelamat sedang memeriksa jalinan puing dan logam yang bengkok untuk mencari korban selamat, kata seorang fotografer AFP di lokasi kejadian. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved