TTU Terkini
TMMD ke-123, Asa Pamungkas TNI Menggenapi Nazar Anak Yatim di Kaki Bukit Lanaus
Negara harus hadir untuk menjaga sisi kemanusiaan dari semua ciptaan Tuhan. TMMD juga merupakan wujud kehadiran negara untuk masyarakat.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
SDN Lanaus dibangun karena jarak tempuh dari pemukiman warga ke SDK Tualeu sangat jauh. Inisiatif orang tua siswa, sejumlah guru dan pemerintah desa serta stakeholder terkait kemudian mendorong dibangunnya sekolah itu.
Bangunan SDN Lanaus Terbakar, Siswa Belajar di Lopo dan Teras Rumah Warga
Perjalanan panjang berdirinya SDN Lanaus tidak semudah yang dibayangkan. Sekolah ini melewati sejumlah kisah rumit yang sangat menyentuh hati.
Setelah berdiri pada tahun 2016 lalu, orang tua siswa dan masyarakat setempat kemudian berinisiatif untuk membersihkan lahan yang dihibahkan pemilik lahan berjarak 50 meter dari bangunan SDN Lanaus saat ini.
Mereka kemudian bergotong-royong membangun ruang kelas sederhana untuk angkatan pertama siswa-siswi SDN Lanaus saat itu. Sebanyak 4 ruangan yang dibangun saat itu yakni; 1 ruang guru, dan 3 ruang kelas.
Maria Fatima Usfinit menjelaskan, beberapa bulan setelah bangunan sekolah sederhana itu dibangun, tepatnya pada Bulan November 2016 bangunan sekolah yang didirikan secara swadaya ini terbakar. Semua inventaris yang ada di sekolah yang baru berdiri seumur jagung itu ludes dilalap api.
Tak patah arang, para guru dan murid-murid kemudian berpindah melaksanakan proses belajar mengajar di lopo (bangunan sederhana khas masyarakat Suku Dawan yang dibangun tepat di samping atau di belakang rumah yang digunakan untuk menyimpan hasil pertanian) dan di teras rumah milik warga setempat.

Ia mengaku bersyukur, warga setempat memiliki semangat tinggi dan sangat mendukung siswa-siswi mereka tetap melaksanakan proses belajar mengajar di lopo dan teras rumah mereka.
Proses belajar mengajar ini berlangsung di lopo dan teras rumah warga sejak tahun 2016 sampai 2018. Saat itu, baru memasuki 3 angkatan dengan tiga kelas pembelajaran.
"Karena kita sudah perasaan dengan pemilik rumah, dan tidak ada tanah makanya pada tahun 2018 baru kami pindah ke sini," ungkapnya.
Setelah berembuk dengan orang tua/wali murid dan sejumlah pihak mereka kemudian membeli tanah dan mendirikan bangunan sekolah sederhana di lokasi saat ini.
Dikunjungi Babinsa dan Terima Pesan Magis
Wajah Kepala Sekolah SDN Lanaus, Agustinus Siki hari itu tampak muram. Raut cemas menghantui pria murah senyum itu. Kecemasan soal musim hujan mulai menghantui kepalanya.
Pasalnya, musim hujan menjadi petaka terbesar bagi seluruh penghuni SDN Lanaus. Di satu sisi cemas akan kondisi sekolah yang memprihatinkan, di sisi lain Agustinus mengaku khawatir akan kondisi kesehatan anak-anak didiknya.
Ia menyebut sebanyak 96 siswa-siswi sedang mengenyam pendidikan di SDN Lanaus. Siswa-siswi ini terbagi dalam 6 kelas berbeda. Sebanyak 3 orang guru PNS, 5 orang guru PPPK, 1 orang operator dan 5 orang honorer.
Kodam IX/Udayana
TTU Terkini
TMMD
Bukit Lanaus
Korem 161/Wira Sakti
Kodim 1618/TTU
Kabupaten TTU
Desa Lanaus
POS-KUPANG.COM
Dandim 1618/TTU Antisipasi Potensi Gangguan Imbas Insiden di Tapal Batas RI RDTL di Desa Inbate |
![]() |
---|
Dosen Unimor Gelar PkM di SMK Suarna Wisata, Desa Tes Perbatasan RI-RDTL |
![]() |
---|
Dosen Unimor Berdayakan Petani Perbatasan Melalui Teknologi Ramah Lingkungan Terintegrasi |
![]() |
---|
Satu Unit Sepeda Motor Milik Seorang Mahasiswa di TTU Raib Digasak Maling |
![]() |
---|
Bupati Falentinus Mutasi Jabatan Eselon III dan Eselon IV Lingkup Pemkab TTU |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.