Opini

Opini: Mengawal Visi Ekonomi Gubernur NTT

Muatan pariwisata (alam dan budaya), sebagai sektor strategis, menjadi outlet pemasaran pada bagian hilir. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Gubernur NTT Melki Laka Lena. 

Ketiga, dari sisi produksi (supply side), sebagian besar produksi barang dan jasa dihasilkan sektor pertanian dan perdagangan, sementara industri pengolahan minim. 

Artinya, perekonomian NTT hanya menghandalkan bahan baku, yang minim nilai tambah. Hasilnya, digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan impor barang konsumsi (bukan barang modal). 

Keempat, pelaku ekonomi NTT, utamanya RT Petani dalam kondisi rapuh dan unit UMKM tidak terkonsolidasi. 

Kelima, NTT menghadapi kendala anggaran yang serius, menyebabkan kapasitas dan ruang fiskal terbatas.

Dalam kondisi perekonomian NTT yang kurang kondusif seperti inilah Visi Ekonomi Gubernur NTT harus dikawal untuk diimplementasi dengan baik. 

Tentu hal ini tidak mudah. Diperlukan kebijakan afirmasi dan kegiatan yang fokus dan terukur. Program unggulan pertama dari Visi Ekonomi Gubernur adalah OVOP (setiap desa harus memiliki 1 komoditas andalan sebagai bahan baku untuk diolah lebih lanjut (hilirisasi). 

Program ini bagus untuk meningkatkan nilai tambah, mendorong ekspor, yang berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru. 

Dalam implementasinya, akan mendapat tekanan dari keterbatasan fiskal dan kondisi RT Petani yang rapuh dan UMKM yang tidak terkonsolidasi, serta jalur hilirisasi (hulu-tengah-hilir) yang belum terbentuk. 

Karena itu program unggukan ini butuh kebijakan afirmasi pada pemantapan jalur hilirisasi (hulu-tengah-hilir), kolaborasi dengan kab/kota dan swasta dalam pembiayaan dan implementasi. 

Serentak dengan itu dibutuhkan kegiatan yang fokus pada penguatan RT Petani dan UMKM (milenial dan perempuan), penguatan kelembagaan pasar dan terobosan perluasan pasar.  

Program unggulan kedua, Milenial dan Perempuan sebagai penggerak kreativitas lokal. 

Program ini, bila diintegrasikan dengan OVOP/hilirasi, bagus untuk meningkatkan share industri pengolahan, penciptaan nilai tambah dan perluasan kesempatan kerja/lapangan usaha baru. 

Akan tetapi akan mendapat tekanan dari kondisi pelaku UMKM yang tidak terkonsolidasi. Khusus pelaku UMKM kelompok perempuan, dominan pada sektor pengolahan, tetapi minim akses permodalan. 

Karena itu perlu kebijakan afirmasi pada perluasan akses kelompok UMKM perempuan pada sumber modal dan peningkatan kapasitas milenial sebagai pelaku ekonomi. 

Kebijakan ini harus diimplementasi dengan kegiatan yang lebih kreatif dan berkelanjutan. Pola pelatihan klasikal yang selama ini diterapkan, jangan digunakan lagi. Disarankan menggunakan pola magang dan inkubasi (learning by doing), bukan learning duluan dan doing kemudian.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved