Nelayan Peru Bertahan Hidup 3 Bulan di Laut dengan Makan Kecoa, Ikan, dan Kura-kura

POS-KUPANG.COM, LIMA - Kisah luar biasa dialami Maxima Napa Castro (61). Nelayan asal Peru itu bertahan hidup selama 3 bulan di laut dengan makan kecoa, ikan dan minum darah kura-kura.

Pria yang akrab disapa Gaton juga bisa bertahan hidup karena memiliki iman yang kuat dan keinginannya untuk bertemu dengan keluarganya.  Dia terapung-apung di lautan selama 95 hari lantaran mesin kapalnya mati.

"Pertama-tama, itu (bisa bertahan hidup) adalah iman saya kepada Tuhan. Karena saya berbicara kepadanya selama berhari-hari. Karena saya memberi tahunya betapa pentingnya keluarga saya. Ibu saya, saudara laki-laki saya, anak-anak saya," kata Gaton dalam sebuah wawancara dengan CNN. 

Namun, untuk menjaga harapan tetap hidup tidaklah mudah. Semangatnya merosot seiring dengan persediaan makanannya. Itu mencapai titik di mana dia ingin mengakhiri hidupnya. 

Gaton mengaku telah mengemas cukup perbekalan untuk bertahan selama sebulan. Dan setelah 30 hari pertama di laut, ia siap untuk kembali ke daratan. Tetapi saat itulah motor kapalnya berhenti menyala. 

Ia mencoba berkali-kali untuk membuat mesin kapalnya bekerja lagi, tetapi tidak berhasil. 

Dari sana, ia tahu bahwa ia harus menjatah sedikit sisa makanan dan air yang tersisa, berharap itu akan bertahan cukup lama hingga seseorang menemukannya. 

Tetapi setelah sekitar satu bulan, jatahnya habis. Jadi, ia beralih ke tindakan ekstrem. 

"Setelah Januari dan Februari, saat itulah saya mulai memakan kecoa dan burung, berbagai jenis ikan yang kebetulan melompat ke dalam kapal," ujarnya, dikutip dari CNN pada Selasa (18/3/2025). 

Selain itu ia juga memburu burung-burung di tengah malam. Sekitar pukul 1 atau 2 pagi, mereka akan beristirahat di atas kapalnya dan tertidur. 

Begitu mereka tertidur, ia mengambil tongkat, menyelinap di belakang mereka dan memukul burung itu agar bisa ditangkap. 

"Saya tidak ingin melakukannya, tetapi saya tidak punya pilihan agar saya bisa hidup," ucapnya lagi. 

Pada satu titik, ia bahkan harus berburu kura-kura, bukan untuk dagingnya saja, tetapi darahnya juga diambil karena ia tidak punya apa pun untuk diminum. 

Tidak lama setelah itu, sebuah tanda harapan akhirnya tiba pada pertengahan Maret 2025. Ia hampir tertidur di dalam kapalnya.

Namun, hanya 30 menit kemudian, ia mendengar suara keras yang meneriakkan julukannya: