Kota Kupang Terkiini
Kisah Mertina Pedagang Kaki Lima di Pantai Tedis Kupang yang Sukses Sekolahkan Delapan Anaknya
Kisah Mertina Mamu Pedagang Kaki Lima di Pantai Tedys Kupang yang sukses sekolahkan delapan anaknya
Laporan reporter POS-KUPANG.COM , Yuan Lulan
POS-KUPANG.COM,KUPANG – “Biar saya yang susah, mereka tidak” ujar Mertina Mamu, perempuan paruh baya yang sehari-hari menjajakan dagangan di Pantai Tedys Kupang di Jalan Ikan Tongkol, Kelurahan Lai Lai Besi Kopan, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, NTT.
Sore itu, sekira pukul 14.00 Wita, Mertina tampak tidak begitu sibuk dengan lapak dagangannya.
Berbagai barang jualan satu per satu seperti minuman dingin, jagung bakar, Pisang bakar dan juga pop mie disajikan dan ditata di atas gerobak.
Baca juga: Ini Permintaan Angela Lusi Deran kepada Pengurus PKK Kota Kupang yang Baru
Suasana pantauan di Pantai Tedis tidak terlalu ramai dengan para pengunjung yang sedang duduk di Lopo ( Pondok yang atapnya menyerupai payung ), beberapa pengunjung menikmati suasana di Pantai Tedis ini.
Ada yang asyik memancing, bermain di bibir pantai, duduk sambil menikmati kuliner yang tersedia. Dikatakan Mertina, Dia sudah berjualan dari tahun 2010, kurang lebih sudah 15 tahun, jauh sebelum Pantai Tedis ditata atau dibangun mirip sekarang ini.
Tempat penjualannya dibuka mulai pukul 10.00 Wita sampai pukul 24.00 WITA, adapun jenis makanan yang dijual Mertina, yakni jagung Rp 10 ribu per buah, pisang bakar Rp 10 ribu per tiga buah, pop mie Rp 10 ribu dan berbagai jenis minuman panas ataupun dingin dijualnya.
Disampaikan Mertina, untuk jumlah pendapatan yang diperolehnya tergantung dari kondisi di tempatnya.
"Untuk pendapatan saya tergantung dari banyaknya pembeli yang datang. Kalau sedang ramai itu hari libur sabtu sampai minggu, pendapatan satu hari saya kurang lebih Rp 200 ribu, tapi kalau sepi hanya Rp 50 ribu saja," kata Mertina.
Baca juga: Wakil Wali Kota Kupang Resmi Launching Gerakan Pangan Murah 2025 di Masjid Al-Muhajirin
Dikatakannya, dari hasil penjualannya tersebut, ia gunakan untuk membiayai sekolah kedua anaknya dan juga untuk kebutuhan di dalam rumahnya.
Mertina memiliki delapan anak, enam orang di antaranya sudah menikah dan juga sudah menyelesaikan pendidikan di SMA, dan dua anak lainnya masih bersekolah Sementara suaminya, Van Benya sudah meninggal.
Jadi Mertina yang berjuang demi sekolah anak-anaknya “Anak saya yang sulung sekarang sudah jadi kepala desa di Sabu, ada juga yang sudah jadi nelayan dan ada yang sudah kerja di Hongkong sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI),” Mertina sampaikan bahwa, dirinya bekerja keras agar anak-anaknya bisa menjadi orang sukses.
"Biar saya susah, mereka jangan," kata Mertina sambil tersenyum. Ia berharap, usahanya selalu lancar agar bisa membiayai kedua anaknya yang masih bersekolah .
"Semoga usaha saya ini selalu lancar, supaya dua orang anak saya bisa yang masih sekolah bisa mendapatkan pekerjaan yang baik seperti kakak mereka," harapnya.(Uan)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.