Flores Timur Terkini

Warga Kota Larantuka Temukan Bangkai Misterius di Pinggir Pantai Flores Timur

Aroma busuk dari karung ditemukan di wisata Pantai Kelapa Enam, Kelurahan Weri, Flores Timur, setelah dibukaternyata bangkai babi berjumlah empat ekor

|
POS KUPANG/PAUL KABELEN
BUANG BANGKAI -- Karung berisi bangkai ternak babi dibuang di sekitar wisata pantai di Flores Timur, NTT dan ditemukan warga pada Senin (10/3). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM LARANTUKA -- Aroma busuk di wisata Pantai Kelapa Enam, Kelurahan Weri, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, ternyata bangkai babi berjumlah empat ekor.

Empat bangkai itu disimpan dalam karung lalu dibuang di jalanan. Warga menemukannya hari Senin (10/3). Mereka khawatir karena saat ini virus African Swine Faver (ASF) atau demam babi afrika sedang mewabah. 

"Lokasi di tempat wisata situ (Kelapa Enam), bau sekali. (Dugaan) ini pasti mati karena ASF. Sayang, kenapa buang sembarang begini, tidak lama jangkit ke orang punya ternak," kataYohanes Wain, warga Larantuka.

Yohanes menyesalkan perilaku masyarakat yang membuang bangkai ternak ke pantai. Hal itu bukan saja mengganggu wisatawan, tapi juga berpotensi untuk mempercepat penyebaran ASS. Berkaca dari tahun 2020 atau saat pertama ASF mewabah hingga menewaskan puluhan ribu ternak di Larantuka.

Baca juga: Virus ASF Intai Flores Timur, Warga Diminta Berhenti Potong Babi, Warung Jangan Terima Daging

Menurut Yohanes, ternak babi yang mati mendadak mestinya langsung dikuburkan. Bukan malah membuang ke tempat umum, apalagi dijual belikan dagingnya.

"Dulu kan banyak orang buang babi mati ke pantai, waktu itu virus sedang parah. Kita tidak boleh begini terus, jangan sampe buat virus tambah banyak macam itu hari," tandasnya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Flores Timur, Vian Kiti Tokan, juga menyesalkan ulah oknum yang membuang bangkai ternak babi sembarangan seperti itu.

Baca juga: 808 Babi di Ende NTT Mati Mendadak, Enam di Antaranya Positif ASF

"Kami tidak bisa selesaikan masalah, apalagi virus ASF, jika tanpa dukungan masyarakat. Kita semua tahu bahwa ini sangat berdampak pada penyebaran, tetapi masih tidak peduli," ungkap Vian Tokan.

Vian menjelaskan, apabila dibuang ke laut, penyebaran virus ASF bisa meluas melalui lalat dan nyamuk. "Nanti babi dikerubuti lalat, sampai ke ternak lain kan bahaya," pungkasnya. (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved