Opini

Opini: Potensi Nusa Tenggara Timur  dan Tantangan Infrastruktur

Destinasi unggulan seperti Pulau Komodo, Danau Kelimutu, Bahari Alor, dan Savana Sumba begitu menarik perhatian. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO
JALAN RUSAK - Kondisi ruas jalan Reka-Wolokota di wilayah Selatan Kabupaten Ende tepatnya di Kecamatan Ndona. Keterbatasan akses infrastruktur masih menjadi kendala utama dalam pembangunan daerah di NTT. 

Sayangnya, sektor ini masih menghadapi sumbatan infrastruktur dan akses pasar. 

Data menunjukkan bahwa hanya 1.189 desa/kelurahan memiliki saluran irigasi memadai, ini bisa dimaknai bahwa sebagian besar produktivitas pertanian sering terkendala pasokan air. 

NTT sesungguhnya memiliki 844 desa/kelurahan yang menghasilkan produk unggulan, namun keterbatasan transportasi membuat produk-produk ini menghadapi hambatan distribusi. 

Nyatanya keterbatasan infrastruktur transportasi ini telah sedemikian berdampak pada ketidakberdayaan ekonomi masyarakat. 

Produk unggulan yang seharusnya memberi nilai tambah, menjadi begitu sulit dijual ke luar daerah. Jangankan diekspor, untuk diantarpulaukan pun susah.

Potensi pariwisata NTT yang digadangkan menjadi “prime mover” pun menghadapi kendala serupa. 

Pesona keindahan alam, ragam budaya, keunikan cinderamata, serta festival-festival lokal yang dimiliki NTT sesungguhnya berpeluang besar dikembangkan sebagai industri pariwisata. 

Keterbatasan infrastruktur, aksesibilitas, dan kurangnya promosi wisata, tak ayal menjadi penghambat utama. 

Data menunjukkan hanya 23 desa/kelurahan yang memanfaatkan sungai sebagai potensi wisata berbasis alam dan budaya, sementara potensi lain seperti embung dan danau belum dikembangkan sepenuhnya. 

Begitu banyak desa wisata dengan daya tarik istimewa namun belum semua dikenal karena terbatasnya akses informasi dan kurangnya promosi digital.

Harapan dan Solusi Ke Depan

Mencermati struktur ekonomi NTT yang relatif persisten, transformasi industri hasil pertanian bisa menjadi langkah penting bagi masyarakat. 

Tersedianya sumber daya manusia terampil pada sentra-sentra pengolahan yang “menyulap“ hasil pertanian menjadi produk siap konsumsi, tentunya akan membuka peluang kerja dan bernilai tambah tinggi. 

Pelatihan keterampilan industri bagi masyarakat di NTT sepertinya perlu diintensifkan agar masyarakat mampu mengelola komoditas unggulan dengan lebih berdaya. 

Apalagi jika didukung dengan kemudahan akses pasar domestik maupun mancanegara.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved