Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 2 Maret, Jangan Menghakimi
Renungan Harian Katolik Minggu 2 Maret, Jangan Menghakimi. Renungan ini merujuk pada Kitab Lukas 6:39-45.
POS-KUPANG,COM, KUPANG - Renungan Harian Katolik Minggu 2 Maret, Jangan Menghakimi.
Renungan ini merujuk pada Kitab Lukas 6:39-45.
Yesus mengajarkan dalam Injil Lukas 6:39-45 tentang pentingnya sikap untuk tidak menghakimi orang lain. Ia menyampaikan perumpamaan tentang seorang buta yang menuntun orang buta lainnya serta gambaran tentang selumbar dan balok di mata seseorang.
Pesan ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari, di mana kitasering kali lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada menyadari kekurangandiri sendiri.
Kesadaran akan Kelemahan Diri Yesus bertanya, “Dapatkah seorang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?” (Luk. 6:39).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Maret 2025, “Biarkan Anak-anak Datang PadaKu”
Perkataan ini mengingatkan kita bahwa sebelum menegur atau membimbing orang lain, kita harus terlebih dahulumemastikan bahwa diri kita sendiri berada di jalan yang benar.
Tanpa kesadaran akan kelemahan dan keterbatasan diri, kita berisiko memberikan nasihat atau penilaian yang justru menyesatkan orang lain.
Sering kali, kita terlalu cepat menilai tanpa memahami latar belakang atau pergumulan hidup seseorang. Kita lupa bahwa setiap orang memiliki perjalananhidupnya sendiri.
Setiap kelemahan orang lain adalah cermin untuk melihat danmemperbaiki diri kita sendiri.
Dengan kesadaran ini, kita semakin memahami bahwahanya Tuhan yang sempurna dan benar-benar mengetahui isi hati manusia.
Menghilangkan Balok di Mata Sendiri
Yesus juga berkata, “Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?” (Luk. 6:41).
Kecenderungan untuk mengkritik orang lain digunakan oleh Yesus sebagai jalan untuk mengoreksi diri sendiri.
Memang lebih mudah melihat kesalahan orang lain, tetapi hal itu tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan kesalahan dan kelemahan yang ada dalam diri kita sendiri.
Dambaan akan kesempurnaan menuntut pentingnya pertobatan dan refleksi diri.
Jika seseorang ingin menjadi pribadi yang lebih baik, fokus utama haruslah pada perbaikan diri, bukan pada mencari-cari kesalahan orang lain.
Kesalahan oranglain bisa menjadi cermin yang membantu kita untuk bertumbuh dan memperbaiki diri.
Dengan sikap ini, kita tidak hanya menjadi lebih bijaksana dalam bersikap, tetapi juga lebih mampu membangun hubungan yang harmonis dengan sesama.
Dengan demikian, kita bisa menghadirkan diri sebagai berkat bagi kehidupan bersama.
Menjadi Pohon yang Baik dan Berbuah Baik
Daripada hanya menghakimi dan mencari kesalahan orang lain, Yesus dalamLukas 6:43-45 menggunakan perumpamaan tentang pohon dan buahnya:
“Tidak adapohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan tidak ada pohon yangtidak baik yang menghasilkan buah yang baik.”
Untuk menjadi tanda kebaikan dalam kehidupan bersama, setiap orang harus memperhatikan sumber dari mana kebaikanituberasal.
Sikap, perkataan, dan tindakan seseorang adalah cerminan dari hatinya. Jika hati seseorang dipenuhi kasih, maka tindakan dan kata-katanya akanmembawa kebaikan bagi orang lain.
Sebaliknya, hati yang dipenuhi kebencian, kemarahan, dan iri hati akan melahirkan kata-kata serta tindakan yang menyakitkandan merugikan sesama.
Dalam kehidupan bersama yang penuh dengan tantangan dan ketidakadilan, kemarahan dan kebencian mudah menyebar seperti udara yang memenuhi pikiran dan hati setiap orang.
Akibatnya, hidup bersama sering kali diliputi oleh perselisihan dan kelemahan manusiawi kita. Yesus menarik garis lurus yang menghubungkan harapan masyarakat dengan harapan hati setiap orang. Apa yang dicari oleh masyarakat manusia—seperti kebaikan, keadilan, cinta, dan kebahagiaan—sebenarnya adalah hal yang sama yangdicari oleh hati setiap individu.
Oleh karena itu, Yesus mengajak kita untuk terus memperbarui hati kita dengan kasih dan kebaikan, sehingga segala sesuatu yangkitaucapkan dan lakukan menjadi berkat bagi orang lain.
Daripada sekadar mengutukkegelapan, mari kita menyalakan lilin. Demikian pula dari pada mengeluhkan “buah- buah busuk” dalam kehidupan ini, jadilah pohon yang baik yang menghasilan buahyang baik. Amin. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.