Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 2 Maret 2025, Yang Diucapkan Mulut Keluar dari Hati
Yesus memberi panduan konkret bahwa yang disebut orang yang baik adalah orang yang mampu memproduksi
Apa pesan Tuhan bagi kita pada Hari Minggu Biasa VIII ini? Pertama, jaga mulut, jangan suka mengkritik orang. Kadang atau sering kita suka mengkritik orang lain sementara memberi pujian adalah hal yang sulit dilakukan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Maret 2025, “Biarkan Anak-anak Datang PadaKu”
Mengkritik orang baginya tanpa beban sedangkan memberikan pujian kepada sesama terasa jauh lebih berat. Bila kita simak pembicaraan kita dari hari ke hari maka topik yang paling hangat adalah hal-hal atau aspek-aspek negatif dari seseorang.
Dan wajah kita berseri-seri, mata kita menjadi terang benderang dan berbinar-binar, telinga dan kuping kita berdiri tegak.
Tetapi ketika mendengar tentang kesuksesan dan keberhasilan serta kehebatan orang lain, hidup kita terasa tak bergairah dan berdaya.
Sejarah telah membuktikan bahwa banyak melapetaka terjadi di dunia ini karena orang salah bicara. Orang yang memberikan kesaksian palsu, dia pasti akan masuk bui.
Memberikan penilaian sepihak atau tergesa-gesa akan mendatangkan kekacauan. Kitab Putra Sirakh mengatakan:”Keburukan manusia tinggal dalam bicaranya…dan ujian terhadap manusia terletak dalam bicaranya”.
Orang yang tidak menjaga lidahnya cenderung bicara tentang kelemahan orang lain sementara itu tidak dapat melihat kelemahan dirinya sendiri (Sirakh 27:4-7).
Kedua, kualitas hidup manusia terletak dalam hatinya. Bila hati seseorang itu penuh dengan kebaikan, maka apa saja yang diucapkannya membawa kebaikan bagi orang lain yang mendengarnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Maret 2025, Menuju Kebenaran Sejati
Tetapi bila hatinya berniat jahat, maka perkataannya akan membawa masalah baru yakni orang akan tersinggung, orang menjadi marah dan orang bisa stress. Ada suami istri sangat stress
karena anak mereka yang sekolah tidak lulus dalam ujian.
Lebih stress lagi ketika anaknya tidak pernah mengucapkan kata maaf atas kesalahannya.
Kualitas manusia ditentukan oleh hatinya.
Bagaimana menjamin kwalitas hati manusia? Paulus mengatakan, giatlah dalam pekerjaan Tuhan.
Pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan kebaikan. Setiap orang yang melakukan kebaikan, maka
hatinya pun dipenuhi dengan kebaikan.
Tetapi orang yang melakukan kejahatan, hatinya mengeras seperti batu atau tidak mempunyai hati.
Hati yang penuh kebaikan akan mendatangkan bicara yang baik pula. Tutur kata dan bahasa
yang sopan serta simpatik akan selalu didengar dan orang yang susah dan sedih akan mendapat hiburan(1Korintus 15:54-58).
Missio:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.