Opini

Opini: Filsafat Cinta bagi Generasi Milenial

Ia tidak terikat oleh sekat ruang dan waktu, melainkan hadir sebagai kekuatan yang mendorong manusia untuk terus mencari, mengenal, dan memahami. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Sirilus Aristo Mbombo. 

Dalam menghadapi realitas ini, solusi yang paling mendasar adalah membangun kesadaran dan kebijaksanaan. 

Remaja milenial perlu diarahkan untuk memahami bahwa cinta sejati bukan sekadar tentang memiliki, melainkan tentang memberi makna pada eksistensi. 

Cinta bukan sekadar letupan emosi, tetapi sebuah perjalanan menuju kedewasaan dan tanggung jawab.

Kesadaran ini harus ditanamkan sejak dini, baik melalui pendidikan moral, bimbingan keluarga, maupun lingkungan sosial yang kondusif.

Orang tua sebagai institusi pertama dalam pembentukan karakter harus mampu menghadirkan cinta sebagai nilai luhur, bukan sekadar perasaan yang dangkal. 

Pendidikan keluarga harus menjadi benteng yang kokoh dalam menanamkan nilai-nilai kebijaksanaan, moralitas, dan spiritualitas. Nasihat yang penuh hikmah dan kasih sayang akan menjadi lentera bagi remaja dalam mengarungi perjalanan hidup mereka.

Cinta sejati bukanlah cinta yang membelenggu, melainkan cinta yang membebaskan. Ia bukan sekadar tentang menemukan seseorang untuk dicintai, tetapi juga tentang menjadi pribadi yang layak dicintai. 

Cinta sejati mengajarkan kesabaran, kesetiaan, dan keikhlasan. Ia tidak hanya menuntut, tetapi juga memberi; tidak hanya menerima, tetapi juga berkorban.

Pada akhirnya, kehidupan adalah perjalanan menuju pemaknaan. Cinta yang sejati akan senantiasa menemukan jalannya, sebagaimana sungai yang mengalir menuju lautan. 

Namun, agar perjalanan itu tidak tersesat, diperlukan kebijaksanaan dalam menavigasi arus kehidupan.

Remaja milenial harus memahami bahwa cinta bukanlah sekadar euforia sesaat, melainkan suatu proses pembelajaran yang tiada henti. 

Dalam cahaya kebijaksanaan, cinta akan menjadi sumber energi yang mengangkat manusia menuju puncak kemuliaan eksistensialnya.

Maka, di tengah derasnya arus zaman, mari kita jadikan cinta sebagai jalan menuju kebijaksanaan, bukan sekadar pelampiasan hasrat. 

Mari kita rawat cinta dengan nilai-nilai luhur, agar ia tetap menjadi cahaya yang menerangi kehidupan, bukan api yang menghanguskan harapan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved