Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 9 Februari 2025, Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia
Karena menempuh hidup benar demi keselamatan menuntut dari kita pengorbanan dan tahan uji
Oleh : RP Markus Tulu SVD
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP Markus Tulu SVD dengan judul : Penjala Ikan Menjadi Penjala Manusia.
RP Markus Tulu SVD menulis renungannya merujuk pada Bacaan, Yes. 6:1-2a.3-8; 1Kor. 15:1-11; Luk. 5:1-11.
Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis oleh RP Markus Tulu SVD hari ini.
Selamat Hari Minggu Biasa V Bagi Kita Semua. Sebagai seorang beriman, baik jika kita bersikap rendah hati dan dengan jujur seperti Nabi Yesaya mengakui bahwa kita adalah seorang yang najis bibir dan bahwa kita tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Februari 2025, Melayani dengan Hati
Tapi di balik kedosaan kita, Tuhan justru dengan cara-Nya mengutus Malaikat untuk menyentuhkan bara api itu pada bibir kita dengan berkata kepada kita bahwa, "kesalahan kita telah dihapus dan dosa kita sudah diampuni."
Di sini bagi kita kesediaan dan keterbukaan hati untuk bertobat meskipun ditempuh dengan bibir disentuh dengar bara api dituntut.
Karena menempuh hidup benar demi keselamatan menuntut dari kita pengorbanan dan tahan uji.
Yesaya setelah mendapat belaskasihan Tuhan yang mengampuni dosanya menyatakan kesediaan di hadapan Tuhan untuk diutus sebagai nabi dengan berkata, "Inilah aku, utuslah aku!"
Nabi adalah penyambung lidah Allah untuk menyatakan kebenaran dan menegakkan keadilan.
Karena diutus sebagai nabi berarti ia mesti menunjukkan kesejatian hidupnya dalam ketegasan dan kepastian bersikap.
Lebih daripada itu dia hidup tidak memegahkan diri tapi sebaliknya seperti Paulus rasul, dia merasa dirinya yang paling hina dari semua rasul, dan bahkan tak layak disebut rasul karena dia mengingat masa lalunya sebagai penganiaya jemaat Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Februari 2025, Jangan Membiarkan Domba Tanpa Gembala
Dia tidak merasa diri hebat karena semua yang terjadi sekarang atas dirinya bukanlah kesuksesannya. Tapi semata berkat kasih karunia Allah.
Dan kasih karunia Allah itu ternyata tidaklah sia-sia. Karena berkat kasih karunia Allah itu telah membuat Paulus bekerja lebih keras daripada semua rasul.
Meskipun demikian Paulus tetap dengan rendah hati dan jujur mengakui bahwa semua yang terjadi atas dirinya bukanlah tanda keunggulannya melainkan kasih karunia Allah yang menyertainya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.