Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Februari 2025,  “Tergeraklah HatiNya oleh Belas kasihan”

Belaskasihan bukan hanya perasaan, tetapi tindakan nyata. Kita dipanggil untuk melihat kebutuhan orang lain dan meresponsnya dengan cinta.

Editor: Rosalina Woso
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Sabtu (8/2/2025),  “Tergeraklah HatiNya oleh Belaskasihan” 

Oleh : Bruder Pio Hayon SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 8 Februari 2025,  “Tergeraklah HatiNya oleh Belas kasihan”

Hari Sabtu Pekan Biasa IV  
PF Santa Yosefina Bhakita, Perawan
Bacaan I: Ibr. 13: 15-17.20-21
Injil:  Markus  6: 30-34

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Berbelaskasihan adalah sebuah kebajikan Kristiani yang menjadi juga sikap dasar dari Tuhan sendiri.

Kebajikan ini melambangkan satu sikap kepedulian paling hakiki dengan menempatkan orang secara benar sebagai subyek dan membiarkan orang merasa diterima dan dicintai secara penuh.

Saudari/a terkasih dalam Kristus
Hari ini kita memperingati Santa Yosefina Bhakita, seorang perawan yang menjadi simbol kasih dan belaskasihan.

Yosefina dikenal karena ketulusan, kasih, dan semangat pelayanannya kepada Tuhan dan sesama. Ia mengabdikan hidupnya untuk melayani orang lain, terutama yang paling membutuhkan. Dikenal sebagai pelindung para budak dan korban perdagangan manusia, ia menjadi simbol harapan dan belaskasihan.

Melalui tema “Tergeraklah Hati-Nya oleh Belaskasihan” mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kasih Tuhan menggerakkan hati kita untuk melayani sesama.

Dalam bacaan dari Ibrani (Ibrani 13:15-17, 20-21), kita diajak untuk mempersembahkan pujian kepada Allah dan hidup dalam ketaatan. Menghidupi iman bukan hanya soal ritual, tetapi juga tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. 

Santa Yosefina Bhakita, melalui pengalamannya yang penuh penderitaan, menemukan kekuatan dalam pengorbanan dan pelayanan. Ia menjadi contoh bagaimana belaskasihan dapat mengubah hidup seseorang.

Apakah kita bersedia mempersembahkan hidup kita sebagai tanda syukur dan kasih kepada Allah dan sesama? Dalam Injil (Markus 6:30-34), kita melihat bagaimana Yesus merasa tergerak oleh belaskasihan ketika melihat kerumunan orang yang lapar akan pengajaran-Nya. Dia tidak hanya melihat kebutuhan fisik mereka, tetapi juga kebutuhan rohani.

Belaskasihan-Nya mendorong-Nya untuk melayani dan memberikan apa yang mereka butuhkan. Santa Yosefina Bhakita juga tergerak oleh belaskasihan dalam pelayanannya kepada orang lain.

Bagaimana kita dapat meneladani sikap Yesus dalam mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan di sekitar kita? 

Belaskasihan bukan hanya perasaan, tetapi tindakan nyata. Kita dipanggil untuk melihat kebutuhan orang lain dan meresponsnya dengan cinta.

Santa Yosefina Bhakita mengajarkan kita bahwa setiap tindakan kecil dari belaskasihan dapat memiliki dampak besar. Dalam kehidupan sehari-hari kita, apakah kita cukup peka terhadap kebutuhan orang lain? Apa langkah konkret yang dapat kita ambil untuk menunjukkan belaskasihan kepada sesama?

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved