Opini
Opini: Care Economy, Peran Tak Terlihat dalam Perekonomian Berbasis Komunitas
Di Nusa Tenggara Timur (NTT), Care Economy memainkan peran yang signifikan dalam dinamika sosial ekonomi dan budaya masyarakat.
Peningkatan urbanisasi, migrasi ke luar daerah, dan perubahan pola keluarga mulai menggeser pola tradisional dalam perawatan.
Dalam konteks modernisasi dan migrasi tenaga kerja, banyak perempuan di NTT yang bekerja sebagai tenaga kerja migran di luar negeri, meninggalkan beban perawatan kepada anggota keluarga lainnya, seperti nenek atau saudara perempuan.
Fenomena ini menciptakan defisit perawatan di tingkat lokal, yang berpotensi merusak struktur sosial komunitas.
Masyarakat NTT menghadapi situasi di mana tanggung jawab perawatan yang sebelumnya dilakukan oleh komunitas perlahan bergeser menjadi tanggung jawab individu atau bahkan diabaikan.
Untuk mempertahankan keberlanjutan Care Economy berbasis budaya lokal, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mengintegrasikan nilai-nilai tradisional ke dalam kebijakan sosial.
Salah satu langkah konkret adalah mengembangkan program pelatihan yang mengkombinasikan nilai-nilai lokal dengan pendekatan modern dalam pemberian perawatan.
Hal ini tidak hanya menjaga identitas budaya tetapi juga meningkatkan daya saing masyarakat lokal dalam menghadapi tantangan global.
Mengintegrasikan Care Economy ke dalam Kebijakan Pembangunan
Untuk memaksimalkan potensi Care Economy di NTT, pemerintah perlu mengadopsi pendekatan multisektoral yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk komunitas adat, lembaga pendidikan, dan sektor swasta.
Beberapa langkah strategis yang dapat diambil sekaligus mendukung strategi 3R, Recognition (pengakuan), Reduction (pengurangan), Redistribution (redistribusi), antara lain,
(1) investasi dalam infrastruktur sosial atau dengan kata lain pemerintah dapat membangun fasilitas perawatan seperti penitipan anak atau pusat rehabilitasi yang terjangkau di daerah pedesaan;
(2) penguatan pendidikan dan pelatihan dengan memberikan pelatihan kepada perempuan dan kelompok rentan lainnya untuk menjadi profesional dalam sektor perawatan, NTT dapat menciptakan lapangan kerja baru yang berkualitas, dan
(3) integrasi nilai lokal dengan cara mempertimbangkan nilai-nilai budaya lokal, seperti gotong royong, dalam kebijakan yang dibuat untuk memastikan relevansi dan keberlanjutannya.
Dengan mengintegrasikan pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya, Care Economy di NTT tidak hanya dapat diakui sebagai bagian penting dari perekonomian tetapi juga dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. S
Sebagaimana diungkapkan oleh Amartya Sen (1999) dalam Development as Freedom, pembangunan yang inklusif adalah pembangunan yang memberikan kebebasan bagi individu dan komunitas untuk berkontribusi secara penuh dalam kehidupan ekonomi dan sosial.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.