Serangan Buaya di Timor Leste Berada pada Titik Tertinggi Sepanjang Masa, Lain Halnya di Australia

Profesor Webb mengaitkan penurunan ini dengan investasi dalam program manajemen dan pendidikan yang bertujuan untuk menjaga masyarakat tetap “bijaksana buaya” dengan mengajari mereka tentang perilaku buaya dan menjaga jarak aman dari saluran air.

Pemerintahan Partai Liberal Negara di Northern Territory mengatakan kepada ABC bahwa mereka telah memulai diskusi dengan pemerintah Timor Leste, untuk membantu negara tersebut meningkatkan strategi pengelolaan buaya, sebagai bagian dari perjanjian kemitraan strategis yang lebih luas antara kedua pemerintah.

Diskusi awal diharapkan berkisar pada pertukaran informasi mengenai pengelolaan buaya, program sekolah dasar Croc Wise, desain perangkap buaya, serta pelatihan dan dukungan seputar penilaian stok buaya.

Profesor Webb ingin melihat Australia memberikan pengetahuan pengelolaan buayanya kepada negara-negara tetangga Australia di utara, yang menurutnya sedang menghadapi “masalah kemanusiaan yang nyata”.

Ia berharap sejumlah dana diberikan untuk membantu, namun ia menyadari bahwa ini adalah tugas yang rumit dan sulit.

Dengan sebagian besar penduduknya bergantung pada saluran air untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, serta adanya hubungan budaya yang kuat dengan “Kakek Buaya”, tantangan di Timor-Leste sangat berbeda dengan tantangan pengelolaan di Australia.

“Kita harus mencoba dan mendapatkan bantuan,” kata Profesor Webb, menjelaskan bahwa hal ini perlu ditangani dengan cara yang mengakui perbedaan budaya, dan kurangnya infrastruktur.

“Ini sangat rumit di Timor-Leste karena ada rasa hormat terhadap buaya, dan ini merupakan hal yang indah,”

“Tetapi hal ini terjadi ketika banyak orang terbunuh, cacat, dan terluka, serta sangat menderita, sehingga menemukan jalan keluar dari hal tersebut akan menjadi hal yang rumit”. (abc.net.au/ Jayden O’Neill)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS