Flores Timur Terkini

Buka-bukaan Kasus Jual Beli Beras Bantuan Lewotobi di Poslap Ile Gerong Flores Timur

Beras dalam karung 50 kilogram. Harga Rp 450.000 ini masyarakat mau-mau saja karena harganya mura

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Suasana di Poslap Ile Gerong, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Dugaan kasus jual beli beras bantuan bencana Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, bukan gosip atau buah bibir semata. Perlahan-lahan mulai mengarah ke fakta yang perlu diungkap lebih lanjut.

Belum lama ini, seorang warga buka-bukaan soal praktek nakal yang diduga dilakukan para petugas di Pos Lapangan (Poslap) Ile Gerong, Kecamatan Titehena, Flores Timur.

Sebut saja Alvares, bukan nama sebenarnya. Identitasnya disembunyikan demi kenyamanan narasumber itu sendiri. Dia rupanya tahu soal kasus yang kini sedang dalam penyelidikan Polres Flores Timur itu.

Awal Januari 2025, dalam sebuah perjumpaan di Ile Gerong, Alvares bercerita bahwa beras itu diambil dari dapur umum. Alvares memikul dua karung beras lalu dimuat dengan sepeda motor oleh salah satu warga Ile Gerong. Dugaan kuat bantuan itu didistribusikan melalui salah satu petugas dapur umum berinisial A.

Baca juga: BPBD Flores Timur Mencatat 6.619 Warga Korban Erupsi Lewotobi Belum Pulang Kampung

"Angkatnya dari sini (dapur umum). Saya juga sempat pikul dua karung (beras itu) dan bantu taruh di atas motor. Minta bantua tenaga, jadi orang lain yang ambil," katanya dengan nada serius dan meyakinkan.

Praktek jual beli beras murah sepertinya sudah terjadi berulangkali dan dilakukan saat malam hari. Menurutnya, beras dengan bobot 50 kilogram dijual Rp 450.000, jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran yang saat ini Rp 700.000.

"Beras dalam karung 50 kilogram. Harga Rp 450.000 ini masyarakat mau-mau saja karena harganya murah," ucapnya.

Selain dia, seseorang lagi pernah ditawari dengan harga yang sama. Tawaran dari warga setempat itu ia tolak lantaran sadar bahwa barang bantuan bagi penyintas bencana bukan untuk diperdagangkan.

"Saya tidak mau beli. Itu barang bantuan," pungkas sumber lain kepada wartawan.

Beberapa petunjuk diperoleh dari Desa Ile Gerong. Sumber-sumber yang diduga turut membeli dan mengangkut barang belum bisa ditemui. Jauh-jauh hari sebelumnya, aroma penyalahgunaan bantuan ini sudah menjadi santapan warga Ile Gerong.

Meski banyak yang tahu, namun kasus ini masih meninggalkan kekhawatiran bagi para saksi. Mereka sepertinya tutup mulut karena takut dengan persoalan.

Dugaan penjualan barang bantuan bencana Gunung Lewotobi Laki-laki di Pos Lapangan Ile Gerong tengah diselidiki kepolisian setempat.

Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, mengatakan sejumlah saksi telah diperiksa. Saksi-saksi diantaranya, petugas logistik, warga, dan dapur umum, serta para perangkat desa.

"Penyidik sudah ke lapangan sejak beberapa waktu lalu, para saksi sudah diperiksa," tegas Nyoman, menjawab pertanyaan wartawan soal komitmen dalam penanganan kasus itu, Rabu, 9 Januari 2025.

"Mulai dari yang bertanggungjawab di Posko Ile Gerong, bagian logistik, termasuk perangkat desa," pungkasnya.

Poslap Ile Gerong akhirnya ditutup Pemerintah Daerah Flores Timur. Ratusan penyintas pun dipindahkan ke Posko Konga, Kecamatan Titehena.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved