Anker UMKM

Vely's Suguhkan Kudapan Berbahan Kelor dan Sorgum 

Pertumbuhan UMKM menjalar kemana-mana. Usaha itu digerakkan oleh kebanyakan kelompok perempuan, lebih khusus ibu-ibu rumah tangga. 

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Pemilik UMKM Vely's Stik & Bakery, Juliana Latumalea (50) di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang. 

Juliana mengaku, rata-rata keuntungan setiap bulan Rp 500 ribu setiap produk. Keuntungan itu sangat tergantung dengan pesanan. Sebab, kadang-kadang ada toko yang hanya terlaku sedikit produk. 

"Biar untung sedikit tapi intinya tetap berputar. Prinsipnya, biar untung sedikit tapi tetap putar lancar," kata Juliana. 

Dengan harga belasan ribu yang ditetapkannya, dia tidak masalah dengan keuntungan yang didapat. Seringkali ia dikomentari pelaku UMKM lainnya karena harga produk yang tergolong murah. 

Namun, dia tetap menjalankan komitmennya. Paling penting adalah kualitas dari tiap produk ditawarkan. Baginya kualitas produk itu sangat penting. "Tergantung kualitas, bahan dan rasa. Kalau enak orang pasti beli terus," kata dia. 

Beberapa toko, menurut dia, kadang kala memesan paling sedikit 20 bungkus dan paling terlambat dua pekan sudah mulai memesan lagi. "Lumayan, belum sampai 2 bulan, ada yang sudah order. Ada yang dua minggu sudah order lagi. Sistim titip, laku dibayar. Sudah habis order lama, kita isi baru," ujarnya. 

Untuk memudahkan perhitungan tiap produk, Juliana melakukan pembukuan secara berkala. Laporan itu juga ia teruskan ke Dinas terkait sebagai bahan pelaporan rutin. 

Pengembangan

Rencananya, usaha ini akan dikembangkan. Selama ini, unit produksi masih tergabung dalam dapur rumah tangga miliknya. Juliana sedang menyiapkan lokasi khusus untuk produksi. 

"Kita sementara bangun untuk produksi. Selama ini kita masih gabung dengan dapur rumah tangga," kata dia. 

Dengan pengembangan itu maka jumlah produksi juga akan lebih banyak. Selama ini, jika permintaan banyak ia sering kewalahan. Sesekali Juliana dibantu lima tenaga kerja dengan upah Rp 50-100 ribu. 

Selain pekerja luar, Juliana juga dibantu suami dan tiga orang anaknya. Termasuk melakukan promosi via media sosial. Pemasaran di jaringan online, ujar dia, akan dimasifkan pasca unit produksi berdiri. 

Pengembangan itu, kata dia, harus dilakukan agar terus meningkatkan kualitas produk. Apalagi, dari sisi kemasan juga telah mengalami perubahan. 

Dia cerita, produk kemasan mulanya menggunakan kertas biasa. Kini kemasan menggunakan bahan yang lebih menarik. Berbagai perubahan itu dia dapat ketika mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan pemerintah maupun pihak swasta. 

"Selama ini kita juga dapat pelatihan. Ada juga modal pinjaman dari Bank CIMB, Bank NTT. Kita ambil sedikit untuk modal (pengembangan)," kata Juliana. 

Juliana berharap, usaha kecil seperti yang dijalankan itu terus mendapat perhatian dan sentuhan pemerintah maupun pihak terkait lainnya. Dia berjanji terus menjaga kualitas produknya dengan bahan utama kelor dan sorgum

Usaha Juliana itu semata ingin membantu perekonomian keluarga, terutama saat dan pasca pandemi covid-19. Usaha itu mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi. (Irfan Hoi) 

 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved