Lewotobi Erupsi

Barang Bantuan Bencana Flores Timur Diperjualbelikan, Anggota DPRD NTT Ana Waha Kolin Berang

Ana Waha Kolin berang dengan ulah sejumlah oknum yang memperjualbelikan barang bantuan bencana

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
Anggota DPRD NTT Dapil VI, Flores Timur, Lembata dan Alor, Ana Waha Kolin.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Anggota DPRD NTT asal Flores Timur, Ana Waha Kolin berang dengan ulah sejumlah oknum yang memperjualbelikan barang bantuan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur. 

Ana Waha Kolin yang juga wakil rakyat dari Dapil VI meliputi, Flores Timur, Lembata dan Alor, mengutuk kelakuan orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu. 

Baginya itu perbuatan tidak terpuji dan meninggalkan kesan buruk. 

"Perbuatan yang tidak terpuji dan meninggalkan kesan buruk bagi para donatur. Tidak etis apalagi di tengah perayaan Natal 2024 dan penyambutan Tahun Baru 2025," kata Ana Waha Kolin, Jumat (3/1/2025). 

Politisi PKB itu mendorong orang-orang yang terlibat dalam jual beli barang bantuan bencana itu dihukum.

Aparat kepolisian bisa mengusut dan dikenakan aturan yang setimpal. 

Disamping itu, persoalan ini juga dipicu lemahnya kontrol publik.

Petugas keamanan di level desa, kata dia, harusnya difungsikan untuk menjaga sekaligus mencegah masalah ini bisa terjadi.

Baca juga: Barang Bantuan Bencana Lewotobi di Flores Timur Diperjualbelikan, Kepala BPBD NTT: Tidak Ikuti

Dalam kunjungannya beberapa waktu lalu, ia menemukan masih terdapat sejumlah barang bantuan bencana yang tersimpan di salah satu kantor desa. Sehingga, perlu dijaga dengan baik. 

"Tidak boleh seharusnya. Itu perbuatan keji. Artinya berbahagia di atas penderitaan orang lain. Dan membuat cacat nama Pemda Flores Timur di mata para donatur. Ini meninggalkan kesan yang biadab, tidak bagus," kata Ana Kolin. 

Adanya laporan ini, Ana Kolin akan berkoordinasi dengan Pemda Flotim. Ia mengaku sangat menyesali perbuatan yang dilakukan segelintir orang itu.

Imbas dari itu adalah buruknya Flores Timur, terutama dari para donatur yang bukan saja dari dalam tapi juga di luar negeri. 

Menurut dia, masalah ini menjadi pelajaran dan pengalaman terkhusus untuk pemerintahan ke depan.

Catatan buruk ini harus menjadi salah satu agenda serius dari kepemimpinan baru di Flores Timur.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved