Berita NTT

Pasien Operasi Jantung Terbuka Perdana di RS Ben Mboi NTT Diperbolehkan Pulang

dokter anestesi memastikan kondisi pasien benar-benar baik dan stabil hingga dibolehkan pulang dan rawat jalan,

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Windi Yuningsih (26) pasien operasi bedah jantung perdana di RS Ben Mboi Kupang pose bersama para dokter dan perawat sebelum pulang ke rumah. Total enam hari Windi berada di RS Ben Mboi. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Setalah enam hari berada di Rumah Sakit Umum Pusat atau RSUP Ben Mboi Kupang, Windi Yuningsih (26) kini diperbolehkan pulang ke rumah. 

Windi merupakan pasien operasi jantung terbuka perdana di RS Ben Mboi. Operasi digelar Jumat (20/12/2024) lalu. Beberapa hari sebelumnya, Windi masuk ke RS Ben Mboi

"Setelah menjalani operasi jantung, hari ke-6 Windi diperbolehkan pulang dan rawat jalan dengan kondisi stabil dan dapat berjalan sendiri," kata Direktur Utama RS Ben Mboi, dr Annas Ahmad, Jumat 27 Desember 2024.

Windi dibolehkan kembali ke rumahnya, pada Kamis (26/12/2024) siang. Dia bersama kedua orang tuanya. Sebelum pamitan dengan para dokter dan perawat, mereka mengabadikan momen. 

Baca juga: 1.000 Personel GP Ansor Ikut Amankan Perayaan Natal dan Tahun Baru di NTT

Baca juga: Pulau Dana Spot Wisata Baru di Sabu Raijua NTT

Windi pose dengan tangan menyerupai hati. Dia tersenyum ke arah kamera. Disampingnya ada ibunya, Novi Kaleja. Juga ada para dokter yang ikut berpose bersama dengan tangan mengikuti Windi. 

Menurut dr Annas, sebelumnya, Windi menjalani fisioterapi pernapasan dan latihan jalan. Para dokter memandu dan mendampingi itu. 

"Saat ini kondisi pasien stabil, tim dokter terdiri dari dokter bedah thoraks dan kardiovaskuler, dokter jantung dan dokter anestesi memastikan kondisi pasien benar-benar baik dan stabil hingga dibolehkan pulang dan rawat jalan," ujar dr Annas. 

Ia belum bisa memastikan rawat jalan itu dilakukan hingga kapan. Pastinya, rawat jalan berlangsung sangat tergantung dengan kondisi lukanya. 

Selama enam hari dan seluruh pembiayaan selama di RS Ben Mboi, kata dr Annas, seluruhnya ditanggung BPJS Kesehatan. 

"Semua biaya ditanggung BPJS Kesehatan," kata dr Annas. 

Keberhasilan operasi ini menunjukkan kesiapan RS Ben Mboi sebagai pusat rujukan layanan kesehatan unggulan di NTT

Dengan adanya sinergi antar-instansi dan peningkatan kompetensi tenaga medis, RS  Ben Mboi siap melayani masyarakat dengan standar layanan bedah jantung yang berkualitas tinggi.

“Kami berterima kasih atas dukungan dari semua pihak yang telah berpartisipasi atas suksesnya operasi bedah jantung pertama di NTT. Ini merupakan awal yang baik untuk pengembangan layanan bedah jantung di wilayah NTT,” ujarnya.

Dengan pencapaian ini, diharapkan masyarakat NTT dapat mengakses layanan kesehatan yang lebih baik dan terjangkau tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke luar daerah. Ke depannya, RS Ben Mboi berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas layanan kesehatan demi kesejahteraan masyarakat.

Sehari setelah operasi, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin secara khusus menjenguk Windi di RS Ben Mboi. Budi sempat berdialog beberapa saat dengan Windi yang ketika itu masih terbaring. 

“Kita ketahui bersama, sebelumnya operasi jantung seperti ini hanya bisa dilaksanakan di kota besar seperti Surabaya atau Jakarta. Sekarang, layanan canggih seperti ini sudah bisa dilakukan di NTT,” ujar Menkes Budi Sadikin. 

Budi Sadikin mengapresiasi tim dari RSUP dr. Ben Mboi dan juga tim pendamping dari RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, yang telah berhasil dalam pelaksanaan operasi bedah jantung tersebut.

Setiap tahun, sekitar 7.000 orang dari NTT dirujuk ke Bali, Makassar, atau Surabaya untuk mendapatkan layanan medis seperti perawatan jantung, stroke, dan kanker.

Dengan hadirnya fasilitas layanan jantung di NTT, jumlah rujukan tersebut diproyeksikan berkurang hingga 3.000–4.000 orang per tahun. Dia menegaskan layanan seperti di RS Ben Mboi harus disiapkan di seluruh Indonesia. 

Sejak 2023 Kemenkes persiapan dan melakukan pemasangan berbagai peralatan di fasilitas kesehatan pada berbagai daerah. Peralatan itu seperti CT Scan, MRI dan catlab. 

Menkes juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. 

Sektor kesehatan juga harus ditekan biayanya. Sehingga, perencanaannya dilakukan kesiapan mengenai pembiayaan seperti pelayanan pada pasien dengan penyakit jantung harus bisa terjangkau. 

Selain layanan jantung, Menkes mengungkapkan juga rencana  pengadaan alat radioterapi untuk penanganan kanker di NTT pada tahun depan. Gedungnya sudah selesai tinggal menunggu alatnya masuk yang terdiri dari Linac, CT Simulator dan Brachiterapy.

Langkah ini untuk mengurangi angka rujukan pasien kanker, yang saat ini menjadi penyakit kedua terbanyak dirujuk ke luar daerah.

Tak hanya dari sisi fasilitas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga terus mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan di daerah. 

“Catatan saya, yang paling dibutuhkan adalah dokter. Oleh karena itu, kami ingin memprioritaskan putra-putri daerah melalui pemberian beasiswa bagi yang berminat agar mereka dapat kembali melayani daerahnya,” tambah Menkes Budi Sadikin.

Dengan adanya program transformasi kesehatan yang digagas oleh Kemenkes, jejaring rumah sakit rujukan jantung di Indonesia. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved