Undana Kupang
Resistensi Antimikroba Mengglobal, Prof. Febri Lakukan Riset Antimikroba dari Minyak Nabati
pertumbuhan dari mikroorganisme itu sendiri. Nah mikroorganisme itu bisa berupa bakteri, virus atau jamur.
Kalau yang saya kembangkan ketika saya melakukan riset untuk disertasi saya itu, saya fokus mengerjakan senyawa antimikroba dari minyak kelapa.
Efektivitasnya jika dibandingkan dengan minyak nabati yang lain?
Ketika kita melihat efektivitas, orang Kimia akan berpikir, yang pasti bahwa minyak nabati dari minyak kelapa berbeda dengan minyak jarak, berbeda dengan minyak kenari, berbeda dengan minyak kemiri. Nah apa yang membedakan? Orang Kimia akan bicara bahwa kandungan senyawa yang ada dalam minyak tersebut yang membedakan minyak kelapa dan minyak kelapa sawit, membedakan minyak kelapa sawit dengan minyak-minyak nabati yang lain.
Untuk penggunaannya dalam menghasilkan senyawa antimikroba?
Kenapa saya fokus melakukan riset terkait dengan minyak kelapa? Karena minyak kelapa itu mengandung senyawa penting sebagai senyawa antimikroba dan sudah sangat terbukti sebagai sebagai senyawa antimikroba berspektrum luas, artinya bisa menghambat lebih dari satu jenis mikroorganisme karena mengandung apa yang disebut dengan asam laurat.
Asam laurat di dalam minyak kelapa itu tinggi sekali yaitu kalau saya buktikan dengan alat analisis namanya kromatografi gas-spektroskopi massa, kadar asam lauratnya itu diatas 40 persen. Publikasi saya di tahun 2016 di procedia chemistry, sekitar 49 persen kadarnya.
Misalnya orang di kampung melakukan pengobatan pada penyakit infeksi atau peradangan pada tubuh, mereka bilang oles saja minyak kelapa. Nah tanpa disadari di dalam minyak kelapa itu ada senyawa asam laurat dan monolaurin yang bertanggung jawab sebagai senyawa antibiotik untuk membunuh mikroorganisme penyebab infeksi pada tubuh kita.
Coba ditinjau kembali ke kearifan lokal yang ada di masyarakat NTT. Biasanya "kasih saja minyak kelapa" ya itu ada senyawa asam laurat dan monolaurin dalam minyak kelapa yang bertanggung jawab terhadap penyembuhan luka dengan cara menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri, virus atau jamur penyebab infeksi.
Untuk proses ekstraksi apakah memerlukan peralatan khusus?
Untuk melakukan isolasi asam laurat, senyawa yang bertanggung jawab terhadap potensi minyak kelapa sebagai bahan antimikroba itu tentu butuh peralatan laboratorium yang mumpuni karena prosesnya itu tidak satu kali jalan selesai.
Prosesnya bertahap. Nah proses bertahap itu tentu sangat ada kaitan dengan rasionalisasi dari reaksi-reaksi Kimia yang dibutuhkan. Jadi satu hal yang perlu dipahami dulu bahwa minyak kelapa sendiri itu mengandung senyawa Kimia yang bernama trigliserida.
Trigliserida itu mengandung asam-asam lemak salah satu yang mayor mengomposisi trigliserida adalah asam laurat. Tentunya trigliserida itu adalah senyawa ester, salah satu golongan senyawa Kimia yang memiliki gugus karbonil, memiliki gugus-gugus yang lain. Untuk membuat ester menjadi asam karboksilat otomatis harus dihidrolisis. Rasionalisasi reaksi Kimia perubahan senyawa ester menjadi asam adalah harus hidrolisis.
Nah hidrolisisnya bisa menggunakan basa, NaOH, KOH. Tapi hidrolisis juga bisa menggunakan katalis enzim dan biasanya, karena minyak nabati itu masuk dalam golongan lipid, maka enzim yang bertanggung jawab untuk mengonversi lipid menjadi senyawa derivat atau turunannya itu enzim lipase.
Otomatis kita butuh peralatan seperti reaktor, karena tidak bisa reaksi Kimia itu berjalan kalau tidak disetting misalnya butuh suhu berapa, apalagi reaksi dengan enzim tidak bisa dilakukan pada suhu diatas 60 derajat Celsius karena enzim itu adalah protein.
Nah protein kalau dipanaskan pada suhu yang tinggi akan mengalami denaturasi dan kalau mengalami denaturasi dengan sendirinya aktivitas enzim juga rusak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.