Undana Kupang

Resistensi Antimikroba Mengglobal, Prof. Febri Lakukan Riset Antimikroba dari Minyak Nabati 

pertumbuhan dari mikroorganisme itu sendiri. Nah mikroorganisme itu bisa berupa bakteri, virus atau jamur. 

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Koordinator Prodi Kimia FST Undana, Prof. Febri O. Nitbani bersama host jurnalis Pos Kupang, Ella Uzurasi dalam Undana Talk, Senin, 16 Desember 2024 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Akademisi sekaligus peneliti Universitas Nusa Cendana atau Undana Kupang, Prof. Dr. Febri Odel Nitbani, S.Si., M.Si mengatakan, dunia sekarang sedang berhadapan dengan fenomena atau gejala yang disebut sebagai antimicrobial resistance atau resistensi antimikroba. 

Data terbaru menunjukkan bahwa ada jutaan manusia yang meninggal akibat dari resistensi antimikroba. 

Koordinator Prodi Kimia Fakultas Sains dan Teknik (FST) Undana ini menjelaskan, resistensi antimikroba adalah suatu keadaan atau situasi dimana banyak mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus ataupun jamur yang biasanya menjadi parasit ataupun menginfeksi tubuh manusia itu menjadi resisten atau punya kekebalan yang tinggi terhadap antibiotik yang kita konsumsi. 

Gejala itu menjadi peringatan yang cukup keras bagi dunia kedokteran maupun farmasi untuk segera menemukan kandidat senyawa antimikroba baru untuk menggantikan senyawa-senyawa antobiotik lama yang bakteri sudah kebal terhadap antibiotik tersebut. 

Berikut cuplikan wawancara eksklusif dalam Undana Talk, Senin, 16 Desember 2024. 

Apa itu senyawa antimikroba dan apa itu minyak nabati

Senyawa antimikroba adalah senyawa yang anti terhadap mikroorganisme patogen jadi ketika kita berikan, dapat menghambar ataupun membunuh pertumbuhan dari mikroorganisme itu sendiri. Nah mikroorganisme itu bisa berupa bakteri, virus atau jamur. 

Terkait dengan minyak nabati ini adalah minyak yang bisa diekstraksi atau bisa diisolasi dari biji tumbuh-tumbuhan, salah satunya adalah minyak kelapa atau minyak kelapa sawit, minyak kemiri atau minyak nabati yang lain, intinya minyak ini diekstraksi atau bisa diambil dari biji tumbuh-tumbuhan. 

Sekarang ada juga minyak biji labu kuning, minyak bunga matahari, itu contoh-contohnya. 

Bagaimana anda melihat potensi minyak nabati seperti apa? 

Provinsi Nusa Tenggara Timur itu identik dengan provinsi lahan kering kepulauan jadi kita memang berada di Selatan garis khatulistiwa yang curah hujannya lebih rendah dari musim panasnya.

Otomatis biodiversity atau tumbuhan atau apapun yang ada di lahan kering kepulauan itu pasti punya ciri khas. Tadi saya sudah bilang minyak nabati itu diisolasi dari biji tumbuh-tumbuhan, otomatis dengan kondisi geografis daerah lahan kering kepulauan tentu biji tumbuh-tumbuhan yang ada di daerah lahan kering kepulauan itu punya kekhasan tersendiri dan kalau kita bicara tentang minyan nabati, saya melihat bahwa yang menjadi ikon di NTT yang mungkin tidak ada di tempat lain itu minyak dari biji kenari.

Saya pikir Pulau Alor itu sangat banyak tumbuhan kenari yang bisa menghasilkan biji kenari dan dari biji kenari kita bisa mengekstraksi minyak kenari, atau labu kuning atau kelapa, saya pikir NTT juga punya banyak kelapa yang menjadi sumber minyak nabati. Kita tidak perlu sebut sawit karena sawit tidak tumbuh di daerah kita, adanya di Kalimantan, Sumatera, Papua maupun Sulawesi. Kita tetap melihat pada komoditas minyak nabati yang ada di NTT.

Penelitian anda menggunakan minyak nabati yang mana? 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved