Berita Kota Kupang
Uskup Agung Kupang Mgr. Hironimus Pakaenoni Sebut Para Katekis sebagai Misionaris Lokal
Uskup Agung Kupang Mgr. Hironimus Pakaenoni memberikan rekoleksi Adven kepada para katekis di Gereja Paroki Santo Yoseph Penfui Kupang, Jumat (13/12)
Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
“Sejarah keselamatan sedang diwujudkan di tengah-tengah sejarah dunia”, demikian kata Paus Paulus VI. Tuhan yang tidak terikat oleh waktu dan ruang memilih untuk masuk ke dalam waktu dan ruang kita pada saat ini dan di tempat ini, di padang gurun yang tidak disebutkan namanya dan dianggap sebagai bagian tidak penting dari kekaisaran Romawi, dan yang jauh dari pusat-pusat kekuasaan dan pengaruhnya.
Hal ini berarti bahwa Sejarah Keselamatan justru dimulai di padang gurun yang sepi, gersang, kering, dan miskin, dan bukannya di pusat-pusat kekuasaan, kemegahan, kemakmuran, kenikmatan, kenyamanan, dan kemapanan.
Justru di tengah-tengah situasi kesepian, kegersangan, dan kemiskinan padang gurun semacam inilah, iman, harap, dan kasih, demikian pun komitmen, dedikasi, serta loyalitas seseorang ditantang, ditempa, dan diuji, bagai emas yang diuji kemurniannya dalam tanur api.
Menurut Mgr. Hironimus, kita dapat menyaksikan kebenaran ini melalui pengalaman Yohanes Pembaptis, dan juga Yesus sendiri, yang mengawali karya publik mereka di padang gurun gersang, yang juga penuh dengan aneka godaan: kenikmatan, harta, dan kekuasaan. Namun semua godaan itu dapat ditepis dan dikalahkan, justru karena komitmen mereka terhadap visi dan misi Kerajaan Allah demi keselamatan dan kebahagiaan semua orang, terutama mereka yang miskin, tertindas, marginal, dan rentan hidupnya.
"Sebagaimana Yohanes Pembaptis dan juga Yesus sendiri, demikian juga kita, para katekis sekarang dan di sini, dihadapkan dengan situasi padang gurun gersang, yang juga penuh dengan aneka godaan dan tawaran: kekuasaan, kekayaan, dan kenikmatan. Sanggupkah kita menghayati sikap metanoia atau pertobatan sejati, sebagai dasar kekuatan untuk menepis aneka godaan dan tawaran dunia, demi komitmen kita pada misi keselamatan?" kata Mgr. Hironimus.
Menutup materi rekoksi ini, Mgr. Hironimus memohon rahmat untuk percaya bahwa dengan Tuhan, segala sesuatu akan berubah; bahwa Dia akan mengusir ketakutan kita, menyembuhkan luka-luka kita, mengubah tempat-tempat kita yang tandus, kering, dan gersang menjadi mata air yang mengalir.
"Kita memohon rahmat pengharapan, karena harapan menghidupkan iman kita dan mengobarkan kasih kita. Inilah harapan yang sedang ditunggu oleh padang gurun dunia saat ini.
Kita juga memohonkan doa-doa Santa Perawan Maria, Ibu kita, untuk membantu kita, agar sebagaimana dia, kita pun menjadi saksi-saksi harapan dan penabur sukacita di sekitar kita, di tengah-tengah padang savana Kupang dan tanah Timor nan gersang dan keras menantang, karena harapan tidak pernah mengecewakan.
Kita bersukacita, tidak hanya di sini dan sekarang, ketika kita semua berkumpul bersama dalam retret Adven menyongsong perayaan Natal, tetapi setiap hari, dalam padang gurun apa pun yang kita huni, kita tetap bersukacita, karena di sanalah, dengan rahmat Tuhan, kita dipanggil untuk bertobat.
Di sana, dalam berbagai padang gurun eksistensial atau lingkungan hidup yang keras dan gersang, kita dipanggil untuk berkembang. Semoga Tuhan memberi kita rahmat dan keberanian untuk menerima kebenaran ini," pesan Mgr. Hironimus
Bersyukur
Rekoleksi ini diselenggarakan oleh Komisi Kateketik Keuskupan Agung Kupang. Menurut Ketua Komisi Kateketik, RD Yohanes Kartiba, rekoleksi ini seyogianya diadakan bulan Maret 2024, tetapi karena terhalang berbagai kegiatan menyambut perayaan 100 tahun KWI, sehingga rekoleksi bersama para katekis baru terlaksana pada bulan Desember yang bertepatan dengan masa adven.
Pelaksanaan rekoleksi ini didahului penyampaian oleh Komisi Kateketik ke setiap paroki, khususnya dalam wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Pihak paroki meresponsnya dengan menyampaikan pengumuman di mimbar gereja pada perayaan misa minggu sebelumnya.
Kedatangan Mgr. Hironimus Pakaenoni di Gereja Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui, Jumat (13/12/2024), disambut oleh Pastor Paroki RD. Krispinus Saku, pastor rekan Yonas Kamlasi, dan ratusan katekis yang membentuk pagar betis dari pintu gerbang menuju pelataran gereja.
Mgr. Hironimus yang turun dari mobil langsung diserbu oleh para katekis yang terdiri dari bapak-bapak dan bu-ibu dengan mencium tangannya. Di pelataran Gereja sudah menunggu penyelenggara yang selanjutnya mengalungi Mgr. Hironimus selendang tenun Timor sebagai tanda penyambutan dan penghormatan.


Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.