Timor Leste
Duta Besar Timor Leste Bertemu Komandan EUMAM MOZ di Maputo
Mosambique masih berkutat dengan pemberontakan dalam negeri yang dilakuka oleh Gerakan Pemberontakan Mozambique
Duta Besar Timor Leste Bertemu Komandan EUMAM MOZ di Maputo
POS-KUPANG.COM, MAPUTO - Duta Besar Timor Leste untuk Mosambique, Luís Sousa Sequeira melakukan kunjungan ke Misi Bantuan Militer Uni Eropa di Mozambik (EUMAM MOZ), Selasa (18/11/2025).
Dalam kunjungan yang berlangsung di Maputo, ibukota Mosambique, Duta Besar Sequeira bertemu Komandan Pasukan Misi EUMAM MOZ, Komodor César Pires Correia.
Duta Besar Timor Leste menyoroti karakter internasional EUMAM MOZ dan menegaskan pentingnya berbagi pekerjaan, pencapaian, dan dampak misi dengan mitra di luar kerangka Uni Eropa.
Baca juga: Investasi Indonesia di Timor Leste Capai 1,4, Miliar US Dolar
EUMAM MOZ adalah misi non-eksekutif dengan mandat hingga Juni 2026. Misi ini berfokus pada siklus pelatihan operasional dan pemeliharaan, sekaligus menyediakan pelatihan khusus untuk memungkinkan Angkatan Bersenjata Pertahanan Mozambik (FADM) mandiri dalam memerangi pemberontakan.
Misi Uni Eropa itu terdiri dari personel militer dari 12 negara.
Adapun Mosambique, masih berkutat dengan pemberontakan dalam negeri yang dilakuka oleh Gerakan Pemberontakan Mozambique ( RENAMO ). Pemberontakan itu kembali terjadi pada 2013, setelah lebih dari 20 tahun masa damai.
Pada Desember 2024 lalu, kerusuhan dan kekerasan pecah pasca pemilu yang digelar di negara itu.
Sedikitnya 6.000 narapidana kabur dari penjara berkeamanan maksimum di Mozambik ketika kerusuhan dan kekerasan terjadi. Tiga puluh tiga di antaranya dilaporkan tewas saat berhadapan dengan polisi dan militer.
Perang Saudara Mozambique dimulai pada 1977, dua tahun setelah berakhirnya perang kemerdekaan. Perang tersebut diikuti dengan Perang Saudara Angola dalam perang proksi dari Perang Dingin yang dimulai setelah negara-negara tersebut meraih kemerdekaan dari Portugal.
Partai pemerintahannya, Front Pembebasan Mozambique (FRELIMO), dan pasukan bersenjata nasionalnya, secara keras ditentang pada 1977 oleh Gerakan Pemberontakan Mozambique (RENAMO) yang meraih dana dari pemerintah orang kulit putih Rhodesia dan (kemudian) apartheid Afrika Selatan.
Sekitar satu juta orang tewas dalam pertempuran dan akibat kelaparan; lima juta orang kehilangan tempat tinggal. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
