Berita NTT

Prisca Wungubelen Bercita-cita Jadi Dosen

Semasa kuliah juga Prisca menjadi panutan di kampus, bahkan teman-temannya juga selalu datang dan belajar di rumah Prisca. 

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Prisca Wungubelen Bercita-cita Jadi Dosen
POS-KUPANG.COM/HO
Prisca Natalia Marthina Wungubelen, S.Tr.T

Ditanyai mengapa saat kuliah mengambil jurusan teknik sipil dan program studi teknik perancangan irigasi dan penanganan pantai, sosok kelahiran 25 Desember 2001 ini mengaku, awalnya ia  tidak berpikir mengambil jurusan itu, namun karena melihat kondisi wilayah NTT yang selalu bermasalah dengan air, maka itu menjadi motivasi bagi dirinya agar kelak bisa membantu NTT dalam mengatasi persoalan air atau irigasi.

Dikatakan, NTT kita dikenal dengan daerah yang musim kemarau lebih panjang dari musim hujan sehingga selalu terjadi kekurangan air saat kemarau.

"Jadi saya niat ambil prodi berkaitan dengan air supaya kedepan semoga saya bisa bantu NTT tanggulangi masalah air," katanya.

Prisca mengakui, sumber air di NTT cukup, namun jenis atau tekstur tanah yang tidak bisa mendukung dalam menyimpan atau menahan air.

"Ada daerah yang punya air tapi tekstur tanah tidak bisa menyimpan atau menampung air. Ketika musim hujan air banyak, tetapi saat kemarau akan kesulitan air," tuturnya.

Karena itu, dalam penulisan tugas akhirnya atau skripsi ia mengambil judul soal Bendung atau perencanaan Bendung. 

Semasa kuliah ia mendapat materi bagaimana mengetahui lokasi yang bisa dibangun bendung agar dapat menahan air.

"Bendung juga banyak tipe, di setiap tempat atau daerah punya aliran sungai dengan debit yang beda dan sebagainya sehingga jenis atau tipe bendung juga beda.

Terkait cita-cita, ia mengakui, saat kuliah ia menjadi ketua kelas dan juga diangkat oleh salah satu dosen sebagai asisten dosen.

"Karena itu, saya punya cita-cita dan semangat untuk menjadi dosen. Tapi karena dosen itu harus minimal S2,   maka saya diberi motivasi juga oleh sejumlah dosen untuk melanjutkan studi S2," ujarnya.  

Baca juga: Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang Gelar Turnamen Mobile Legend, Implementasi Mata Kuliah EO

"Memang untuk lanjut S2 biayanya mahal, tetapi ada juga saran agar melalui program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) agar mendapat beasiswa. Awal saya ikut seleksi tapi belum berhasil, kemudian saya ikut lagi yang kedua kalinya dan bersyukur saya bisa lolos untuk S2 melalui LPDP," katanya.

Dikatakan, di awal tahun 2025, dirinya akan mengikuti kelas atau Program Pengayaan Bahasa (PB) LPDP yang mana program ini diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris atau bahasa asing penerima Beasiswa LPDP.

"Saya akan mengikuti program ini di Universitas Sebelas Maret di Jawa Tengah selama empat bulan, setelah itu baru melanjutkan kuliah," ujarnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved