Berita NTT
Prisca Wungubelen Bercita-cita Jadi Dosen
Semasa kuliah juga Prisca menjadi panutan di kampus, bahkan teman-temannya juga selalu datang dan belajar di rumah Prisca.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Setiap orang tentu memiliki cita-cita di masa depan untuk berkarya atau mengabdikan diri agar hidupnya berguna, baik untuk diri sendiri mapun sesama.
Cita-cita sebagai impian tidak bisa diraih tanpa pengorban dan displin dalam diri sendiri selama mengikuti pendidikan.
Inilah yang dialami oleh Prisca Natalia Marthina Wungubelen, S.Tr.T, salah satu alumni Politeknik Negeri Kupang (PNK) tahun 2023.
Prisca adalah lulusan tahun 2023 dengan meraih predikat lulusan terbaik dengan IPK 3,65. Atas prestasi itu, ia mendapat piagam lulusan terbaik.
Kuliah di PNK, Prisca mengambil Jurusan Teknik Sipil, Program Studi Teknik Perancangan Irigasi dan Penanganan Pantai.
Lulus dengan predikat terbaik menjadi modal bagi Prisca untuk melanjutkan studi S2 atau magister.
Mengapa tidak, Prisca sendiri semasa kuliah, ketika berada di semester akhir, dia dipercayakan oleh dosen untuk menjadi asisten dosen.
Semasa kuliah juga Prisca menjadi panutan di kampus, bahkan teman-temannya juga selalu datang dan belajar di rumah Prisca.
"Saya mau supaya teman-teman saya juga bisa, sehingga saya tulus membantu. Saya bukannya mau menyombongkan diri, tetapi saat kuliah itu, banyak teman saya yang datang ke rumah. Saya secara ikhlas membantu mereka apabila ada mata kuliah atau materi-materi yang mereka rasa masih kurang paham atau belum paham," ujarnya.
Prisca adalah putri sulung dari tiga bersaudara pasangan Niko Bapa dan Mery Dorce Lesiangi. Dua adik bernama Mona E Wungubelen dan Prisilia Wungubelen.
Sebagai anak sulung, Prisca harus bisa menjadi teladan bagi kedua adiknya sehingga dirinya gigih belajar untuk meraih cita-cita.

Tentang ketika dipercayakan menjadi asisten dosen, Prisca mengaku ia mengajar atau memberi kuliah tiga sampai empat mata kuliah pada empat kelas.
Dia mengaku bangga karena selama di bangku SMAK Giovanni Jurusan IPA1,dirinya banyak mendapat materi atau ilmu dasar yang mana materi-materi itu pun diperoleh saat kuliah.
Ditanyai mengapa saat kuliah mengambil jurusan teknik sipil dan program studi teknik perancangan irigasi dan penanganan pantai, sosok kelahiran 25 Desember 2001 ini mengaku, awalnya ia tidak berpikir mengambil jurusan itu, namun karena melihat kondisi wilayah NTT yang selalu bermasalah dengan air, maka itu menjadi motivasi bagi dirinya agar kelak bisa membantu NTT dalam mengatasi persoalan air atau irigasi.
Dikatakan, NTT kita dikenal dengan daerah yang musim kemarau lebih panjang dari musim hujan sehingga selalu terjadi kekurangan air saat kemarau.
"Jadi saya niat ambil prodi berkaitan dengan air supaya kedepan semoga saya bisa bantu NTT tanggulangi masalah air," katanya.
Prisca mengakui, sumber air di NTT cukup, namun jenis atau tekstur tanah yang tidak bisa mendukung dalam menyimpan atau menahan air.
"Ada daerah yang punya air tapi tekstur tanah tidak bisa menyimpan atau menampung air. Ketika musim hujan air banyak, tetapi saat kemarau akan kesulitan air," tuturnya.
Karena itu, dalam penulisan tugas akhirnya atau skripsi ia mengambil judul soal Bendung atau perencanaan Bendung.
Semasa kuliah ia mendapat materi bagaimana mengetahui lokasi yang bisa dibangun bendung agar dapat menahan air.
"Bendung juga banyak tipe, di setiap tempat atau daerah punya aliran sungai dengan debit yang beda dan sebagainya sehingga jenis atau tipe bendung juga beda.
Terkait cita-cita, ia mengakui, saat kuliah ia menjadi ketua kelas dan juga diangkat oleh salah satu dosen sebagai asisten dosen.
"Karena itu, saya punya cita-cita dan semangat untuk menjadi dosen. Tapi karena dosen itu harus minimal S2, maka saya diberi motivasi juga oleh sejumlah dosen untuk melanjutkan studi S2," ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang Gelar Turnamen Mobile Legend, Implementasi Mata Kuliah EO
"Memang untuk lanjut S2 biayanya mahal, tetapi ada juga saran agar melalui program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) agar mendapat beasiswa. Awal saya ikut seleksi tapi belum berhasil, kemudian saya ikut lagi yang kedua kalinya dan bersyukur saya bisa lolos untuk S2 melalui LPDP," katanya.
Dikatakan, di awal tahun 2025, dirinya akan mengikuti kelas atau Program Pengayaan Bahasa (PB) LPDP yang mana program ini diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris atau bahasa asing penerima Beasiswa LPDP.
"Saya akan mengikuti program ini di Universitas Sebelas Maret di Jawa Tengah selama empat bulan, setelah itu baru melanjutkan kuliah," ujarnya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.