Opini

Opini: Adventus, Momentum Membarui Harapan

Dalam kaitan dengan masa Adven, Gereja secara khusus mempersiapkan umat dalam menyongsong kenangan peristiwa kelahiran Yesus, Sang Juru Selamat

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
Arnoldus Nggorong 

Oleh: Arnoldus Nggorong

POS-KUPANG.COM - Gereja Katolik memiliki Penanggalan Liturgi yang juga disebut Tahun Liturgi. Masa Adven adalah penanda awal dimulainya tahun liturgi dan ditutup pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam.

Di sepanjang tahun Liturgi Gereja memaparkan seluruh misteri Kristus mulai dari Penjelmaan serta Kelahiran-Nya hingga Kenaikan-Nya sampai hari Pentakosta dan sampai penantian Kedatangan Tuhan yang Bahagia dan penuh harapan (SC art. 102).

Di samping perayaan-perayaan yang dilakukan Gereja untuk mengenang karya penyelamatan Kristus, terdapat pula perayaan-perayaan yang secara istimewa dibuat Gereja untuk menghormati Santa Maria Bunda Allah karena keterlibatannya yang tak terceraikan dalam karya penyelamatan Putranya (SC. Art. 103).

Gereja juga menyisipkan kenangan para martir dan para kudus lainnya dengan perayaan khusus ke dalam lingkaran tahun liturgi karena berkat rahmat Allah yang amat kaya dan tak terbatas mereka telah mencapai kesempurnaan dan memperoleh keselamatan kekal. Dengan rahmat istimewa itu mereka melambungkan pujian sempurna kepada Allah dan menjadi pengantara kaum beriman yang masih berziarah di bumi (SC Art. 104).

Dengan kata lain, walaupun terdapat perayaan-perayaan lainnya yang dirayakan selama kurun waktu setahun, seluruh perayaan liturgi tersebut berpusat pada Kristus dalam persatuan dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus.

Dalam kaitan dengan masa Adven, Gereja secara khusus mempersiapkan umat dalam menyongsong kenangan peristiwa kelahiran Yesus, Sang Juru Selamat, sekaligus juga persiapan akan kedatangan kembali Kristus, Raja Semesta Alam, dalam segala kebesaran dan kemuliaan-Nya, pada akhir zaman.

Kalau dicermati secara saksama dan direfleksikan lebih dalam, terdapat hal yang interesan yang memiliki makna yang amat mendalam yakni Gereja memulai tahun liturgi dengan suatu masa khusus yang memberi atensi lebih pada persiapan, baik jasmaniah maupun rohaniah. Persiapan yang dimaksud adalah berhubungan dengan dua poin penting yang telah disinggung di atas, yang bertalian erat dengan kehidupan iman umat Katolik.

Persiapan yang dilakukan dalam hubungan dengan kenangan akan peristiwa kelahiran Yesus, Putra, Pribadi Kedua Allah Tritunggal Mahakudus, dalam arti tertentu, berlangsung dalam durasi waktu yang pendek yaitu empat minggu. Momentum ini selalu berulang setiap tahun.

Sedangkan persiapan dalam menyambut kedatangan Kristus pada akhir zaman berlangsung sepanjang saat (setiap waktu), tidak mengenal kata akhir. Dikatakan setiap waktu karena tak seorang pun dapat mengetahui secara pasti waktu Tuhan datang. Sebab hanya Tuhan sendiri yang tahu. Itu adalah rahasia Tuhan.

Meskipun kedua peristiwa di atas berbeda secara tegas dalam hal bentangan waktu, namun saripatinya sama yaitu penantian akan kedatangan Tuhan. Lagi-lagi di sinilah kata persiapan mendapat aksentuasi dan menemukan kedalaman maknanya.

Seruan Yohanes Pembaptis mempertegas makna kata persiapan, yang masih tetap relevan dan aktual hingga saat ini. Berikut kata-katanya: “Persiapkan jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekak-lekuk akan diratakan.” (Luk. 3:4-5).

Jalan yang ditawarkan adalah penyesalan (bdk. Barukh 5:1), pertobatan (bdk. Luk. 3:3), doa (bdk. Flp. 1:4-6). Cara yang lebih konkret adalah menghindari kesenangan duniawi seperti pesta pora dan kemabukan, kekhawatiran (bdk. Luk. 21:34) serta pelbagai bentuk kesenangan lainnya yang menyesatkan, yang mendatangkan kebinasaan.

Kesenangan Duniawi vs Kesenangan Surgawi

Kesenangan duniawi menolak penderitaan. Kesenangan duniawi lekat dengan kesenangan ragawi. Oleh sebab itu, perihal yang menyengsarakan badan tidak mendapat tempat dalam kesenangan duniawi. Yang diutamakan kesenangan duniawi adalah kehendak sendiri, mementingkan diri sendiri.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved