Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 1 Desember 2024, Persiapakan Hati Bagi Tuhan
kepada kaum Isreal dan kaum Yehuda, Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan dan Yerusalem akan hidup dengan tenang
Oleh : Pater Chris Surinono OCD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 1 Desember 2024, Persiapakan Hati Bagi Tuhan
Minggu Advent I
Bac I: Yer 33: 14-16
Bac II: ITes 3: 12-4: 2
Injil: Lukas 21:25-25.34-36
Kita mengawali tahun liturgi yang baru, yakni tahun C. Minggu Advent pertama ini, kita, sebagai umat Katolik, diberi kesempatan untuk mempersiapan diri bagi kedatangan Tuhan. Jalan yang akan dilewati Tuhan hanya satu, yakni jalan cinta. Dan cinta selalu berawal dari hati dan menuju kedalam hati juga.
Advent menjadi kesempatan untuk membuka diri, menerima Allah sebagi penuntun, agar bisa bertumbuh dalam kasih dan saling mengasihi.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 28 November 2024, "Dahsyatnya Kekuatan Kuasa Allah"
Bacaan pertama menarik untuk kita simak karena diambil dari buku Nabi Yeremia. Bab 30-33 dikenal dengan sebutan: “buku penghiburan”. Dinamkan demikian karena, Yeremia menulis ini ketika bangsa Israel sedang berada dalam masa pembuangan; bangsa Israel merasa ditinggalkan, dilupakan dan diabaikan oleh Allah.
Mereka merasa dibiarkan oleh Allah untuk berada jauh dari tanah kelahiran mereka dan jauh dari pusat kekuatan rohani mereka, yakni Bait Allah. Dan umat terlarut dalam putus asa dan kehilangan harapan untuk hidup.
Dalam situasi demikian Nabi Yeremia berusaha membangkitkan kembali harapan hidup, dan meyakinkan umat soal keberpihakan Allah kepada bangsa pilihan-Nya.
“Sungguh, waktunya akan datang, bahwa Aku menpati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Isreal dan kaum Yehuda”. Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan dan Yerusalem akan hidup dengan tenang”.
Seperti bangsa Israel yang sedang mengharapan kedatangan seorang pembebas, demikian juga Gereja mengambil pengalaman ini bagi kita sekarang.
Advent adalah saat pengharapan; berharap bahwa Allah dan seluruh kekuatan-Nya akan merajai hati setiap kita; akan mengarahkan hidup ke arah yang lebih baik dan penuh damai.
Masa dimana dimana kita mengalami bahwa Allah berpihak dan berempati dengan kesulitan dan penderitaan manusia. Allah tidak tinggal diam dan masa bodoh dengan kesulitan hidup manusia.
Injil Lukas yang dibacakan hari ini juga memberikan gambaran yang mirip. Sr. Lukas menulis Injil sekitar tahun 80-90, sesudah Bait Allah di Yerusalem dihancurkan oleh kaum Romawi. St. Lukas menulis untuk kaum Yahudi yang percaya kepada Kristus.
Mereka sedang menghadapi dua tekanan, yakni tekanan dari luar bangsa Romawi, dan konflik internal untuk tetap percaya kepada jani dan penyertaan, serta kedatangan Yesus.
Apa yang digambarkan tentang situasi alam semesta yang akan terjadi, bukan semacam teror menakutkan, tetapi untuk membangkitkan pengharapan, keberanian dan kepasrahan kepada Allah.
Artinya, meskipun alam semesta ini runtuh, hancur lebur, tapi Allah akan tetap setia pada janji dan keberpihakan-Nya kepada manusia. Kehancuran alam dan keruntuhan menandakan bahwa hanya kekuatan Allah yang mampu menyelamatkan.
Berjaga-jaga dan berdoa adalah dua hal mendasar untuk kekuatan rohani. Tanpa doa, kekuatan Allah mustahil datang; dan tanpa berjaga-jaga mempersiapkan hati yang baik, Allah tidak mungkin mampir ke hidup kita.
Berdoa dan berjaga-jaga adalah jalan yang mengalirkan rahmat Allah untuk teguh kuat menghadapi kesulitan dan ketidakpastian hidup.
Doa adalah sarana untuk bertemu dengan Allah dan menerima kekuatann-Nya. Jadi doa dan berjaga-jaga akan membantu kita untuk:
Pertama, sadar akan waktu hidup kita yang singkat di dunia ini. Kesulitan dan ketidakpastian hidup akan menjadi ajakan yang menyadarkan kita bawhwa kita butuh Tuhan; kita perlu mencari apa yang penting dan abadi, yakni Allah sendiri dan janji hidup kekal.
Kedua, berjaga-jaga. Jalan terbaik dalam berjaga-jaga adalahgmembiasakan diri dengan hal-hal yang baik dan postif dalam hidup, yakni atur waktu berdoa, dan tidak lelah berbuat baik akan kita Kuat dan dikuatkan Allah dalam situasi apapun yang sedang dihadapi.
Ketiga teruslah berharap. Di tengah kesulitan dan ketidakpastian hidup, Yesus menyakinkan kita bahwa Allah ada. Da Iamempunyai rencana terbaik buat setiap orang dan setiap situasi yang dihadapinya. Harapan selalu muncul dan bertumbuh dalam kepasrahan kepada Allah dan yakin akan campur tangan-Nya.
Keempat, untuk berjaga-jaga menuntut disiplin. Disipilin dalam segala hal, teristimewah dalam hal keinginan atau kemauan. Disiplin akan membantu untuk bertumbuh dalam hal baik dan benar; untuk hidup lebih sederhana. Berjaga-jaga akan selalu jadi kesempatan untuk bertumbuh dalam hidup yang baik dan benar. Advent adalah saat yang baik untuk tahu apa yang baik dan benar; dibutuhkan atau tidak diperlukan.
Kelima, terimalah dengan iklas segala perubahan. Perubahan dalam diri dan sekitarkita terjadi setiap saat. Perubahan itu ada kodrat alam dan manusiawi kita. Advent mengajak kita untuk menyadari hal ini. Iklas menerima perubahan justru menjadi langkah maju agar batin terbebaskan dari beban persaan dan pikiran.
Keenam, hidup penuh rasa syukur dan terima kasih. Advent adalah saat dan kesempatan terbaik untuk selalu bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas anugerah keselamatan. Dan juga kesempatan terbaik untuk berterima kasih kepada mereka yang terdekat dengan diri kita setiap hari, yang bersama dan mendampnhgi jatuh bangunnya perjakanan hidup bersama.
Selamat memasuki massa Advent dan menikmati indahnya kebaikan Allah. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.