Berita Belu

Kepala Barantin Pimpin Apel Mitigasi Risiko Penyebaran HPHK dan OPTK Jelang Nataru

Menurut Sahat Panggabean, apel ini sebagai wujud nyata komitmen kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kedaulatan wilayah perbatasan

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Dr. Sahat M. Panggabean, memimpin Apel Siaga Mitigasi Risiko Penyebaran Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu, Selasa (26/11/2024). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Dr. Sahat M. Panggabean, memimpin Apel Siaga Mitigasi Risiko Penyebaran Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Kabupaten Belu, Selasa (26/11/2024). 

Apel ini diikuti oleh Kepala PLBN Motaain, Maria Fatima Rika, Dansatgas Pamtas RI-RDTL, Yonif RK 741/Gn bersama jajaran, perwakilan CIQ (Customs, Immigration, Quarantine), Kepala Pos Polisi Motaain, 
Komandan Pos Pom TNI PLBN Motaain dan Dantim Intel Kodam IX Udayana dan Dantim Bais. 

Menurut Sahat Panggabean, apel ini sebagai wujud nyata komitmen kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kedaulatan wilayah perbatasan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025.

Ia menegaskan pentingnya pengawasan ekstra terhadap potensi penyelundupan media pembawa HPHK, Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK), dan OPTK melalui PLBN Motaain

PLBN Motaain sebagai pintu utama perbatasan Indonesia-Timor Leste, kata dia, memiliki posisi strategis namun juga menghadapi tantangan besar.

"Kita perlu bersinergi untuk memperkuat pengawasan melalui kolaborasi antarlembaga. Meskipun SDM di lapangan masih terbatas, kita harus mengoptimalkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di perbatasan. Di tingkat pusat, kami akan berupaya menambah SDM yang kompeten untuk mendukung tugas-tugas di wilayah ini," ujarnya, kepada Pos Kupang. 

Dr. Sahat juga menyoroti perlunya harmonisasi regulasi dengan Timor Leste untuk memperlancar lalu lintas komoditas di perbatasan. Ia menekankan pentingnya komunikasi formal terkait persyaratan karantina guna mengatasi hambatan regulasi.

Lebih lanjut, Ia membeberkan berdasarkan data sistem karantina menunjukkan potensi besar PLBN Motaain sangat mendukung ekspor komoditas hasil bumi unggulan NTT seperti tomat, cabai, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Dan, impor bahan pangan yang memerlukan pengawasan ketat terhadap OPTK.

“Peluang ini harus dikelola dengan bijak untuk meningkatkan nilai ekonomi daerah sekaligus menjaga keamanan sumber daya hayati,” tambahnya.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian dan Ekonomi Keluarga, PLN Bantu Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Belu

Untuk meningkatkan kinerja pengawasan, Kepala Barantin juga menegaskan agar kolaborasi dan sinergi perlu penguatan antara CIQ (Customs, Immigration, Quarantine) Indonesia-Timor Leste dan koordinasi erat dengan TNI/Polri.

Selain itu, pemanfaatan sarana dan prasarana PLBN secara maksimal untuk mendukung pengawasan dan pelayanan, serta menjaga prinsip kompetensi, keunggulan, amanah dan ketangguhan dalam menjalankan tugas sebagai penjaga perbatasan.

"Perbatasan bukan hanya garis di peta, tetapi representasi kedaulatan bangsa. Saya percaya dengan kerja sama solid, kita bisa mengatasi tantangan sekaligus memanfaatkan peluang yang ada," pungkasnya. 

Usai apel siaga tersebut, Kepala Barantin melakukan peninjauan terhadap loket pelayanan karantina di PLBN Motaain dan dilanjutkan dengan kordinasi dengan CQI Timor Leste di Batugede. (cr23)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved