Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 24 November 2024, "Kekuasaan yang Kekal"
Perayaan hari ini tidak hanya mengakhiri tahun liturgi, tetapi juga membuka serta mengawali tahun Liturgi yang baru yang akan segera disusul oleh masa
Kekuasaan yang Kekal
Namun dalam Injil Yohanes, Herodes mempertanyaakan status rajawi Yesus Kristus. Kita dengar
kisahnya.
Dua orang Raja : Yesus Kristus dan Herodes berhadap-hadapan dalam sebuah konfrontasi yang terbuka. Herodes adalah Raja menurut hukum pemerintahan Romawi.
Sementara Yesus Kristus adalah Raja menurut hukum abadi dari “kekuasaan yang bukan dari dunia ini”. Herodes bersandar pada kekuatan pasukan bersenjata sementara Yesus Kristus bersandar pada kejujuran hati.
Herodes berkepentingan untuk membuktikan bahwa Yesus Kristus bersalah secara hukum agar kekuasaannya mendapat sebuah legitimasi. Sementara Yesus Kristus adalah Raja yang datang untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran menurut hukum abadi yang ditulis dalam hati manusia.
Agar semua yang mendengarkan hatinya, kembali padaNya. Karena itu kepada Herodes yang bertanya tentang legitimasi kekuasaanNya, Yesus menjawab. “Aku adalah Raja….[…] Aku datang ke dunia ini untuk memberi kesaksian tentang kebenaran.”( Yoh. 18: 37).
Di hadapan tantangan Yesus ini Herodes menjadi bimbang. Karena Herodes diadili oleh hatinya sendiri. Tidak dapat disangkal bahwa hati semua manusia, termasuk hati Herodes dibentuk untuk kebenaran. Karena itu, alih-alih berbicara tentang kekuasaan, Yesus menantang Herodes dengan berbicara tentang kebenaran. Kebenaran adalah dasar dari kekuasaan yang sesungguhnya.
Kekuasaan yang didasarkan pada kebenaran akan menjadi sangat atraktif dan sanggup menarik seluruh dunia. Inilah kekuasaan yang ditunjukkan oleh Kristus sendiri. Kitab Daniel, meramalkan seseorang yang menyerupai anak manusia yang berkuasa sebagai Raja.
“Segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadaNya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya takkan binasa.” (Dan. 7: 14). Figura ini merupakan ramalan dan nubuat tentang Kristus seperti yang kemudian dilukiskan dalam kitab Wahyu: Yesus Kristus adalah Raja. BagiNya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Kewibawaan Kristus sebagai Raja tidak didapat dari pengakuan dunia, melainkan dari diri-Nya sendiri sebagai kebenaran dari Allah. Sebab IA sendiri adalah kebenaran (bdk. Yoh.14:6).
Kebenaran adalah nama lain dari Allah sendiri. Seluruh hidup kita adalah pertanyaan tentang kebenaran. Kebenaran itu tersembunyi dalam semua hal yang kita cari dalam hidup. Kebenaran adalah awal dan akhir dari hidup manusia. Karena itu tidak heran, untuk mengakhiri tantanganNya pada Herodes dalam injil hari ini, kita mendengar Yesus berkata: “Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yoh. 18:37).
Dengan kata lain Ia berkata bahwa kita mendengarkan suara-Nya karena kita berasal dari Dia: Dia adalah Alfa dan Omega, awal serta tujuan Hidup kita.
Kita bebas untuk mendengarkan Dia. Mungkin ada saat di dalam hidup kita bisa pura-pura tuli dan tidak mendengarkanNya (seperti yang terjadi pada Herodes). Tapi kita tidak bisa selamanya mengabaikan Dia. Karena kekuatanNya melebihi ribuan pasukan bersenjata.
Pesona Yesus Kristus sanggup menaklukan dunia. Pesona kekuasaan Allah yang kekal sejenak “terganjal” oleh gugatan Herodes dan tampilan Yesus Kristus yang ringkih dan tidak berdaya di hadapannya. Ganjalan ini lalu diperkuat oleh tragedy salib.
Dari kacamata dunia, pengalaman ini bisa menjadi sebuah paradox: Allah itu maha kuasa, Raja semesta alam sebagaimana kita rayakan hari ini ternyata juga Allah yang lemah dan tidak berdaya.
Mengapa Allah membiarkan semuanya terjadi seperti ini ? Mengapa Allah tampak sebagai Allah yang kalah?Namun di sinilah letak misteri kekuasaan Allah yang tidak terbatas.
Renungan Harian Katolik Minggu 7 September 2025, "Mengasihi Tanpa Batas' |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 7 September 2025, "Melepaskan Diri Dari Segala Milik" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 7 September 2025, Ikut Tuhan Sampai Tuntas |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 7 September 2025, "Menjadi Murid Yesus yang Sejati" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 7 September 2025: Mengikuti Kristus Untuk Hidup yang Sejati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.