Pilkada 2024

Litbang Kompas: Pengaruh Jokowi Masih Tinggi di Tengah Ketatnya Persaingan Kandidat di Pilkada 2024

Jokowi dan Prabowo melakukan cawe-cawe untuk pasangan Ridwan Kamil-Suswono di DKI Jakarta dan Pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Jawa Tengah.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Presiden RI ke-7 Joko Widodo berpidato di samping calon gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil, saat rangkaian kampanye pasangan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 di Kafe Kaizen Herritage, Jakarta, Senin (18/11/2024) malam. Dalam acara ini, Joko Widodo menyatakan mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Joko Widodo mengatakan jika dukungan ini karena melihat Ridwan Kamil pernah menjadi Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Bandung. Dalam kesempatan ini, Ridwan Kamil dan Joko Widodo juga bertemu dengan sejumlah pendukung serta para pemengaruh media sosial. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Berbagai hasil survei memperlihatkan ketatnya persaingan antar kandidat di Pilgub DKI Jakarta dan Pilgub Jawa Tengah. Ketatnya persaingan itu terutama antara paslon yang diusung PDIP, Partai Golkar dan Partai Gerindra bersama koalisinya.

Di DKI Jakarta paslon Pramono Anung-Rano Karno yang diusung PDIP bersaing ketat dengan paslon Ridwan Kamil-Suswono yang didukung Partai Golkar dan Gerindra.

Ketatnya persaingan ini membutuhkan dukungan atau cawe-cawe dari para tokoh yang dianggap punya pengaruh, antara lain Jokowi, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Jokowi dan Prabowo melakukan cawe-cawe untuk pasangan Ridwan Kamil-Suswono di DKI Jakarta dan Pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Jawa Tengah.

Sebaliknya, Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta yang kalah dalam Pilpres 2024, melakukan cawe-cawe untuk pasangan Pramono Anung-Rano Karno di DKI Jakarta.

pramono anung-rano karno didukung Anies Baswedan_01
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung (kiri) dan Rano Karno, mengajak para simpatisan dan pendukungnya untuk mengawal TPS pada hari pencoblosan di acara apel siaga warga kota kawal TPS di Lapangan Blok S, Jakarta, Kamis (21/11/2024). Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir di acara itu.

Seperti apa dukungan Jokowi, Prabowo, dan Anies ke pasangan calon gubernur di Pilkada 2024?

Presiden ke-7 RI Joko Widodo kian intensif berkampanye dengan pasangan calon kepala daerah yang didukungnya. Di Surakarta, Jokowi menemani pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Surakarta, Respati Ardi-Astrid Widayani, saat berkunjung ke Pasar Notoharjo, Kamis (14/11/2024). Pasar itu dibangun pada masa kepemimpinan Jokowi.

Di level pilkada provinsi, Jokowi memberikan endorsement ke pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang mencalonkan sebagai calon gubernur Jateng. Jokowi menemani Ahmad Luthfi-Taj Yasin bertemu masyarakat Banyumas. Jokowi kemudian juga melakukan pawai di Purwodadi, Grobogan.

Safari dukungan politik Jokowi berlanjut di Jakarta. Pada 18 November 2024, Jokowi terlihat tampil bersama calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil di Cempaka Putih, Jakarta. Secara terbuka, ia bahkan menyatakan dukungan kepada Ridwan Kamil yang berpasangan dengan Suswono.

Selain Jokowi, Presiden Prabowo Subianto juga memberikan dukungan kepada Ahmad Luthfi-Taj Yasin. Pada 3 November 2024, melalui video pendek, Presiden Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra memberikan dukungan kepada Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen.

Sebelumnya, pada 31 Oktober 2024, Kamil makan malam bersama Presiden Prabowo di sebuah restoran di Sabang, Jakarta Pusat.

Tak hanya Jokowi dan Prabowo, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga memberikan dukungan politik di Pilkada Jakarta. Namun, berbeda dengan Jokowi dan Prabowo yang mendukung calon KIM plus Ridwan Kamil-Suswono, Anies Baswedan mendukung Pramono Anung-Rano Karno yang diusung koalisi PDI-P.

Seberapa besar pengaruh Jokowi, Prabowo, dan Anies di Pilkada 2024?

Mengacu hasil survei Litbang Kompas pada Oktober 2024, terdapat 49,7 persen responden mengaku akan mempertimbangkan calon yang didukung Presiden Prabowo pada Pilkada Jakarta. Kemudian, sebanyak 46,6 persen responden mengaku bakal mempertimbangkan calon yang didukung oleh Jokowi.

Selain itu, ada 44,2 persen responden yang akan mempertimbangkan pilihan Anies untuk kandidat di Pilkada Jakarta. Adapun sebanyak 39,9 persen pemilih Jakarta akan mempertimbangkan pilihan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam pemilihan gubernur mendatang.

Fenomena pengaruh yang hampir sama terlihat di Jateng. Dari hasil survei, keberadaan faktor Jokowi tampak signifikan turut memengaruhi pilihan para pemilih Jateng. Tidak kurang dari 43,9 persen pemilih menyatakan mempertimbangkan pilihan calon gubernur yang didukung oleh Jokowi.

Di sisi lain, harus diakui bahwa pengaruh Jokowi di Jateng lebih tinggi daripada dukungan oleh Prabowo Subianto (41,2 persen), Ganjar Pranowo (34,7 persen) maupun Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (26,5 persen).

Apa penyebab Jokowi, Prabowo, dan Anies ikut mendukung calon kepala daerah?

Saat ini, dukungan politik sangat diperlukan bagi pasangan calon gubernur di Jateng dan Jakarta. Pola persaingan elektabilitas yang sangat ketat terjadi di kedua provinsi tersebut. Survei Litbang Kompas pada Oktober 2024 memperlihatkan, di Jawa Tengah, ketatnya persaingan elektabilitas antara pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (28,8 persen) dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin (28,1 persen).

Hasil yang tak jauh berbeda terjadi di Jakarta. Dukungan terhadap Pramono Anung-Rano Karno mencapai 38,3 persen pemilih, bersaing ketat dengan Ridwan Kamil-Suswono yang mendapat 34,6 persen dukungan pemilih. Sementara itu, Dharma Pongrekun-Kun Wardana memperoleh 3,3 persen dukungan. 

Oleh karena itu, pertarungan di Pilkada Jateng dan Jakarta juga menjadi perang pengaruh dua sosok yang berpengaruh (political endorsement) di belakang mereka. Di Pilkada Jateng, potensi pengaruh Jokowi bisa mendatangkan insentif elektoral bagi Luthfi-Taj Yasin dari kelompok pemilih mengambang (42,1 persen).

Namun, pengaruh Jokowi di Jateng ini akan diuji oleh loyalitas pemilih PDI-P. Dari kelompok pemilih PDI-P ini, sebagian besar (48 persen) tidak menjadikan sosok Jokowi sebagai pertimbangan menentukan pilihan calon gubernur.

Loyalitas pemilih PDI-P yang mengusung pasangan Andika-Hendrar juga tergambar dari sikap mereka yang menyatakan bahwa Jateng masih menjadi basis utama PDI-P. Mayoritas responden pemilih PDI-P (80,3 persen) masih menganggap Jateng sebagai basis partai ini.

Apa dampak keberadaan dukungan Jokowi, Prabowo, dan Anies di Pilkada 2024?

Ketatnya elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno di Jakarta serta Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Jateng membuat para kandidat ini terus berupaya menambah dukungan pemilih.

Dampak dukungan ini terutama ditujukan kepada mereka yang belum menentukan pilihan dan mereka yang masih mungkin berubah pilihannya jelang pemungutan suara.

Di Jakarta, masih ada 23,8 persen pemilih yang hingga kini belum menentukan pilihan cagub-cawagub (undecided voter).

Selain itu, masih ada 33,1 persen pemilih dari ketiga paslon yang menyatakan masih mungkin berubah pilihan hingga dalam pemungutan suara mendatang (swing voter).

Mereka yang masih bimbang di Jakarta ini antara lain pemilih Partai Keadilan Sejahtera yang masih belum menentukan pilihan (28 persen). Para pemilih PKS ini punya relasi pilihan dengan Anies. Pada Pilpres 2024, sepertiga bagian (34,5 persen) dari total pendukung Anies merupakan pemilih dari PKS.

Di sisi lain, dari pemilih yang akan mempertimbangkan Jokowi itu, bagian terbesar (42,5 persen) menyatakan akan memilih Ridwan Kamil-Suswono.

Sebaliknya, terdapat 36 persen yang mengaku akan memilih Pramono Anung-Rano Karno.

Fakta lain, para pemilih Jokowi pada Pemilu 2019 justru cenderung (42,2 persen) memilih Pramono Anung-Rano Karno.

Temuan survei tersebut menjelaskan, para pemilih yang memiliki kedekatan emosional dengan Jokowi dan Anies masih terlihat gamang dalam pilihan politiknya. Bimbangnya para pendukung ini membuat mereka menjadi target elektoral dari turunnya sosok-sosok yang berpengaruh di Pilkada Jakarta dan Jateng tahun ini.

Tak hanya untuk memperluas dukungan pemilih, turunnya sosok-sosok kuat tersebut juga menjadi arena memenangkan persaingan pengaruh politik. Dengan menguasai wilayah kunci, seperti Jakarta dan Jateng, pengaruh politik tersebut juga akan terjaga hingga lima tahun mendatang. (LITBANG KOMPAS)

ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved