Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 20 November 2024, Sikap Hamba Ketiga Begitu Radikal
Hamba kedua membawa lima mina, berarti dia mengusahakannya dari satu mina saja hingga ia mendapat tambahan empat mina.
Oleh : Pastor John Lewar SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 20 November 2024, Sikap Hamba Ketiga Begitu Radikal
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Hari Biasa Pekan XXXIII
Lectio: Wahyu 4:1-11;
Mazmur 150:1-2.3-4.5-6;
Injil: Lukas 19:11-28
Meditatio:
Bacaan Injil hari ini menunjukkan kepada kita tentang seorang bangsawan yang berangkat ke luar negeri. Ia mempercayakan sepuluh mina miliknya kepada kesepuluh hambanya (satu mina setara dengan
seratus dinar). Tidak diceritakan berapa lama ia pergi.
Namun, melihat keperluannya hanya untuk dinobatkan menjadi raja, perjalanan itu kiranya tidak membutuhkan waktu lebih dari enam bulan, meskipun digambarkan bahwa ia berangkat ke negeri yang jauh.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 19 November 2024, ""Tuhan akan Datang Pada Waktu yang Tak Diketahui"
Injil memberikan gambaran seperti apakah bangsawan tersebut dengan menerangkan bahwa orang-orang sebangsanya membenci dia, sehingga mereka mengirimkan utusan dengan pesan, “Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.” Dengan demikian, orang ini adalah raja yang tidak disukai rakyatnya.
Sekembalinya dari pesta penobatan, ia memanggil hamba-hambanya yang dulu diberinya mina untuk mengetahui berapa banyak hasil yang mereka dapatkan. Hamba pertama membawa sepuluh mina, artinya dia
mengusahakannya hingga dari satu mina yang dia terima menjadi sepuluh mina.
Hamba kedua membawa lima mina, berarti dia mengusahakannya dari satu mina saja hingga ia mendapat tambahan empat mina.
Kedua hamba ini mendapat pujian karena mereka telah setia dalam urusan yang kecil dan berhak untuk menerima hadiah masingmasing sepuluh dan lima kota. Hamba pertama dan kedua melaporkan hasil yang menggembirakan sehingga mereka berdua diberinya ganjaran yang setimpal.
Laporan hamba ketiga ternyata berbanding terbalik dengan itu. Orang ini menyimpan saja mina yang diberikan kepadanya di dalam sapu tangan.
Dia beranggapan bahwa tuannya itu adalah manusia yang keras; ia mengambil apa yang tidak pernah ia taruh dan ia menuai apa yang tidak ia tabur (Luk 19:21).
“Aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.”
Bapak Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, dalam sebuah kesempatan menyampaikan tafsir yang menarik atas perumpamaan tadi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.