Berita Rote Ndao

BBKSDA NTT Luncurkan Video Klip Lagu Kura-Kura Rote 

WCS-IP selalu siap mendukung upaya-upaya konservasi satwa liar yang dilaksanakan Balai Besar KSDA NTT

Penulis: Mario Giovani Teti | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto BBKSDA NTT Luncurkan Video Klip Lagu Kura-Kura Rote 
POS-KUPANG.COM/HO-PEMKAB ROTE
Pemotongan tumpeng peluncuran video klip lagu Kura-Kura Rote oleh Kepala Balai Besar KSDA NTT, Arief Mahmud (kiri) bersama Bassist Souljah Band, Renhat.

Pencipta Lagu Kura-Kura Rote, Ralna Yansepa Nalle menyambut baik ajakan Balai Besar KSDA NTT dan WCS-IP. Karena menurutnya, memang harus ada generasi muda yang peduli dengan lingkungan. 

"Saya seumur hidup tidak pernah tahu ada Kura-Kura Rote, sampai saya menciptakan lagu Kura-Kura Rote ini. Sampai-sampai pernah dinyatakan punah di alam pun saya tidak tahu. Menurut saya miris sekali, padahal saya orang Rote yang lahir dan besar di Kota Kupang," cetus Ralna.

Lebih lanjut ia mengaku, ketika diceritakan bahwa ada program repatriasi Kura-Kura Rote dan upaya pengembalian populasi di habitat alaminya, Ralna berupaya berkontribusi dengan membuat lagu tentang Kura-Kura Rote. 

Ralna membeberkan, dirinya banyak mencari tahu melalui google, berita-berita, ataupun melalui tulisan dan jurnal, untuk belajar tentang Kura-Kura Rote. Dari pengetahuan yang ia kumpulkan, ia tuangkan ke dalam lirik lagu.

Selanjutnya, Bassist Souljah Band, Renhat menuturkan, bagi anak-anak 90-an yang tumbuh bersama lagu-lagu Band Souljah, dirinya cukup lekat sebagai musisi yang juga memproduksi lagu-lagu untuk industri musik. Renhat juga memproduseri lagu etnis Rote seperti Manalolo Banda dan sekarang lagu dengan tema konservasi. 

"Saya tidak ingin lagu Kura-Kura Rote dibuat asal-asalan. Saya maunya lagu Kura-Kura Rote dibuat seperti trailer film, kaya di film-film Disney. Jadi tidak norak kalau dibawa ke luar negeri," ucap Rengat.

Dia juga sudah memikirkan soal konsep go international dengan menyiapkan lagu Kura-Kura Rote versi Bahasa Inggris dan juga versi Bahasa Rote. 

Dalam produksi video klip lagu Kura-Kura Rote, Renhat menginginkan ada drama yang melibatkan warga hingga tokoh masyarakat adat.

"Konservasi itu yang biasa ngomong orang tua, tetapi kan konservasi itu harus ada regenerasi. Saya ingin ada ceritanya supaya anak kecil yang ada di video itu begitu sudah tua, dia gak mau jual Kura Kura Rote. Jadi membentuk rasa memiliki, tanggung jawab dan rasa bersalahnya kalau dia jual," terang Renhat.

Sementara itu, Country Director WCS-IP,Noviar Andayani, mengatakan pelestarian Kura-Kura Rote sangat penting bagi kehidupan masyarakat di Pulau Rote untuk mengontrol serangga yang menjadi hama tanaman, vegetasi di danau terjaga dan penguapan dapat dikurangi, sehingga cadangan air tawar di danau dapat tersimpan dengan baik.

"Kembalinya Kura-Kura Rote ke bumi Flobamora dan proses pelepasliaran kembali ke habitat alaminya di Pulau Rote diharapkan menjadi momentum yang baik bagi pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat Kabupaten Rote Ndao, NTT, untuk pemulihan populasi satwa endemik kebanggaan daerah," jelas Noviar.

"WCS-IP selalu siap mendukung upaya-upaya konservasi satwa liar yang dilaksanakan Balai Besar KSDA NTT," tutup dia. (rio)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved