Berita Rote Ndao

BBKSDA NTT Luncurkan Video Klip Lagu Kura-Kura Rote 

WCS-IP selalu siap mendukung upaya-upaya konservasi satwa liar yang dilaksanakan Balai Besar KSDA NTT

Penulis: Mario Giovani Teti | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto BBKSDA NTT Luncurkan Video Klip Lagu Kura-Kura Rote 
POS-KUPANG.COM/HO-PEMKAB ROTE
Pemotongan tumpeng peluncuran video klip lagu Kura-Kura Rote oleh Kepala Balai Besar KSDA NTT, Arief Mahmud (kiri) bersama Bassist Souljah Band, Renhat.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti

POS-KUPANG.COM, BA'A - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan peluncuran video klip lagu Kura-Kura Rote.

Informasi yang dihimpun POS-KUPANG.COM, Senin, 18 November 2025, acara peluncuran itu merupakan inisiasi dari Ralna Yansepa Nalle dan Bassist Souljah Band, Renhat yang didukung oleh BBKSDA NTT dan WCS Indonesia Program (IP) dan dikemas dalam CIC (Conservation in Conversation) yang dilaksanakan secara hybrid pada 14 November 2024 lalu.

Acara peluncuran secara luring dilaksanakan di Kantor WCS IP di Bogor dan disiarkan secara daring melalui live IG BBKSDA NTT.

Baca juga: KPU Rote Ndao Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara 

Peluncuran ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Kepala Balai Besar KSDA NTT, Arief Mahmud.
 
Lagu Kura-kura Rote diciptakan dan dinyanyikan oleh musisi kelahiran Kota Kupang yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Ralna Yansepa Nalle. 

Produser lagu ini yaitu Benjamin Renhat (Souljah Band) yang sekaligus menjadi video director dalam pembuatan video klip lagu. Adapun pembuatan lagu bertujuan untuk mempromosikan konservasi Kura-Kura Rote dan meningkatkan kesadaran semua lapisan masyarakat untuk ikut mendukung pelestarian Kura-Kura Rote (Chelodina mccordi). 

Kegiatan ini menjadi bagian dari kolaborasi para pihak yang tergabung di Pokja Kolaboratif Pemulihan Populasi Kura-kura Rote.

Dalam sambutannya, Kepala Balai Besar KSDA NTT, Arief Mahmud menyampaikan, saat ini Kura-Kura Rote  merupakan satwa endemik Pulau Rote yang tengah menghadapi situasi cukup serius, dengan status sudah dianggap punah di alam (extinct in the wild). 

Balai Besar KSDA NTT didukung WCS-IP, kata Arief, melakukan upaya untuk memulihkan populasi Kura-Kura Rote di habitat alaminya. Upaya konservasi Kura-Kura Rote membutuhkan dukungan dari semua pihak dalam program kolaborasi dengan seluruh stakeholder.

Dalam tiga tahun terakhir ini Balai Besar KSDA NTT, dijelaskannya, dengan dukungan WCS-IP sebagai mitra, telah melaksanakan repatriasi, mengembalikan Kura-Kura Rote dari Amerika dan Eropa  ke Indonesia, dan dikembangbiakkan di Kota Kupang.

"Alhamdulillah Balai Besar KSDA NTT berhasil mengembangbiakan Kura-Kura Rote ini di fasilitas yang dikelola bersama BBKSDA NTT dan WCS-IP. Saat ini ada kurang lebih 160 butir telur yang sedang disiapkan untuk menetas, untuk dipelihara hingga cukup usia dan dikembalikan ke habitat alaminya," tutur Arief.

Ia mengaku, Balai Besar KSDA NTT juga sudah melakukan soft rilis Kura-Kura Rote secara bertahap. Bulan lalu, terdapat empat individu yang dilepasliarkan dan minggu depan akan dilakukan soft release empat individu lagi. Rencananya, awal tahun 2025 Balai Besar KSDA NTT akan merilis lebih banyak lagi.

"Ini adalah sebuah keberhasilan dari kolaborasi semua pihak, karenanya kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak termasuk WCS-IP atas dukungannya selama ini," pungkas Arief.

Ia juga mengapresiasi kontribusi seniman dan musisi dalam memberikan penyadartahuan kepada semua pihak di Pulau Rote, Provinsi NTT dan masyarakat lebih luas di Indonesia. 

"Penghargaan khusus juga untuk kak Ralna dan Bang Renhat yang telah berinisiatif menciptakan lagu terkait dengan Kura-Kura Rote. Kedua musisi ini membantu kita dalam menyampaikan pesan konservasi untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat tentang pelestarian alam, khususnya konservasi Kura-Kura Rote dengan cara yang berbeda. Caranya adalah dengan bermusik, yang diharapkan akan menjangkau khalayak yang lebih luas karena musik adalah sesuatu yang universal sifatnya," lugas Arief.

Pencipta Lagu Kura-Kura Rote, Ralna Yansepa Nalle menyambut baik ajakan Balai Besar KSDA NTT dan WCS-IP. Karena menurutnya, memang harus ada generasi muda yang peduli dengan lingkungan. 

"Saya seumur hidup tidak pernah tahu ada Kura-Kura Rote, sampai saya menciptakan lagu Kura-Kura Rote ini. Sampai-sampai pernah dinyatakan punah di alam pun saya tidak tahu. Menurut saya miris sekali, padahal saya orang Rote yang lahir dan besar di Kota Kupang," cetus Ralna.

Lebih lanjut ia mengaku, ketika diceritakan bahwa ada program repatriasi Kura-Kura Rote dan upaya pengembalian populasi di habitat alaminya, Ralna berupaya berkontribusi dengan membuat lagu tentang Kura-Kura Rote. 

Ralna membeberkan, dirinya banyak mencari tahu melalui google, berita-berita, ataupun melalui tulisan dan jurnal, untuk belajar tentang Kura-Kura Rote. Dari pengetahuan yang ia kumpulkan, ia tuangkan ke dalam lirik lagu.

Selanjutnya, Bassist Souljah Band, Renhat menuturkan, bagi anak-anak 90-an yang tumbuh bersama lagu-lagu Band Souljah, dirinya cukup lekat sebagai musisi yang juga memproduksi lagu-lagu untuk industri musik. Renhat juga memproduseri lagu etnis Rote seperti Manalolo Banda dan sekarang lagu dengan tema konservasi. 

"Saya tidak ingin lagu Kura-Kura Rote dibuat asal-asalan. Saya maunya lagu Kura-Kura Rote dibuat seperti trailer film, kaya di film-film Disney. Jadi tidak norak kalau dibawa ke luar negeri," ucap Rengat.

Dia juga sudah memikirkan soal konsep go international dengan menyiapkan lagu Kura-Kura Rote versi Bahasa Inggris dan juga versi Bahasa Rote. 

Dalam produksi video klip lagu Kura-Kura Rote, Renhat menginginkan ada drama yang melibatkan warga hingga tokoh masyarakat adat.

"Konservasi itu yang biasa ngomong orang tua, tetapi kan konservasi itu harus ada regenerasi. Saya ingin ada ceritanya supaya anak kecil yang ada di video itu begitu sudah tua, dia gak mau jual Kura Kura Rote. Jadi membentuk rasa memiliki, tanggung jawab dan rasa bersalahnya kalau dia jual," terang Renhat.

Sementara itu, Country Director WCS-IP,Noviar Andayani, mengatakan pelestarian Kura-Kura Rote sangat penting bagi kehidupan masyarakat di Pulau Rote untuk mengontrol serangga yang menjadi hama tanaman, vegetasi di danau terjaga dan penguapan dapat dikurangi, sehingga cadangan air tawar di danau dapat tersimpan dengan baik.

"Kembalinya Kura-Kura Rote ke bumi Flobamora dan proses pelepasliaran kembali ke habitat alaminya di Pulau Rote diharapkan menjadi momentum yang baik bagi pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat Kabupaten Rote Ndao, NTT, untuk pemulihan populasi satwa endemik kebanggaan daerah," jelas Noviar.

"WCS-IP selalu siap mendukung upaya-upaya konservasi satwa liar yang dilaksanakan Balai Besar KSDA NTT," tutup dia. (rio)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved