Liputan Khusus

Lipsus - Wapres Gibran Mandi Keringat di Lewotobi

Kunjungan perdana bagi korban erupsi itu berlangsung saat terik matahari sedang tinggi, Kamis (14/11) Pukul 14.15 Wita.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat dikerubung massa di Posko Desa Kobasoma. Ribuan pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki saling berebut posisi untuk menyalaminya, Kamis, 14 November 2024. 

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Ribuan Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur (FLotim), Provinsi NTT, antusias menyambut Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.

Kunjungan perdana bagi korban erupsi itu berlangsung saat terik matahari sedang tinggi, Kamis (14/11) Pukul 14.15 Wita.

Matahari siang itu terasa sangat panas. Kemeja warna biru muda yang dikenakan Gibran, terlihat basah. Gibran Mandi keringat dikepung pengungsi dan warga Desa Kobasoma. Di lokasi itu, putra sulung Presiden ke-7 Jowowi itu terus dipepet massa.

Warga saling berebutan posisi demi bisa berfoto dan bersalaman dengan Gibran. Desakan itu membuat Gibran tampak kepanasan. Bajunya semakin basah. Keringat bahkan menembus dari bahu, dada, hingga bagian bawah ketiak.

Di sela-sela desakan manusia yang membanjir di lokasi pengungsian, Gibran tetap tersenyum sambil bersalaman. Ia menyeka peluh pada wajahnya menggunakan tangan kosong.

Gibran menyempatkan diri masuk ke dalam tenda bermain atau playground. Disana Gibran menyalami bocah penyintas bencana yang duduk berlesehan. Dia membagikan alat tulis, susu, dan mainan.

Sebelumnya, ratusan bocah penyintas bencana Gunung Lewotobi Laki-laki bernyanyi riang gembira di tenda Playground, untuk menunggu kedatangan Gibran. Para bocah ini adalah gabungan siswa TKK dan SD di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, dua kecamatan terdampak parah saat letusan dahsyat Minggu pekan lalu.

Guru TKK Budi Utomo Padang Pasir di Desa Persiapan Padang Pasir, Desa Induk Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Saveria Alexandra Beka Lajar, mengatakan anak-anak sedari tadi menanyakan Wapres Gibran. "Satu dua dari mereka tanya, ibu, ibu, kapan (Gibran) sampai. Saya sampaikan ke mereka, kita nyanyi-nyanyi dulu, tidak lama lagi pak Wapres datang," ujarnya.

Saveria yang juga adalah warga korban terdampak bencana itu tetap menjalankan tugasnya untuk mengobati trauma anak-anak.

Usai bertemu anak-anak, Gibran kemudian masuk ke salah satu tenda BNPB guna memulai rapat terbatas, membahas rencana relokasi warga terdampak di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura.

Rapat terbatas melibatkan sejumlah petinggi Negara, diantaranya, Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, Kepala Pusat PVMBG, Prihatin Hadiwijaya, dan anggota DPD RI, Angelo Wake Kako.

Sementara pejabat daerah dihadiri Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga, Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid, dan Ketua DPRD Flores Timur, Albert Ola Sinuor.

Saat itu, Gibran meminta intensi para pihak kepada korban rentan bencana. Ia memerintahkan agar ada perhatian khusus bagi ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, dan difabel. "Pastikan selama masa-masa darurat ini, pastikan makanannya cukup. Mohon intensi khusus bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan difabel. Pastikan tidak ada penyakit-penyakit yang ditimbulkan," katanya.

Untuk relokasi dengan kuota sejumlah 2.700 unit rumah, Gibran meminta Menteri Perumahan dan Permukiman terlebih dahulu berdialog secara intens dengan para tokoh masyarakat. "Pastikan, dalam menentukan lokasi yang baru ini, harus lebih dulu berdialog dengan masyarakat. Jangan sampai nanti sudah dibangun, tapi tempatnya tidak ditinggali," ucap Gibran.

Pengungsi Tak Bisa Tidur

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved