Berita Jakarta

Viral Nenek Hasna Tinggal di Rumah Berukuran 2 Meter x 3 Meter Bersama Belasan Cucunya 

Rumah Hasna (62) berukuran 2 meter x 3 meter dan dihuni belasan anggota keluarga viral di media sosial. Ironi metropolitan.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN
Keluarga Hasnah yang harus berbagi tempat untuk tidur di RW 012, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2024). 

Adapun sebelumnya, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama Pemprov DKI Jakarta serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional meresmikan Rumah Cinta Damai di Kelurahan Tanah Tinggi pada 27 September 2024. Rumah empat lantai dengan 12 unit tersebut dibuat untuk warga Kelurahan Tanah Tinggi yang rumahnya tidak layak huni. Menurut rencana, Pemprov DKI bakal membangun rusun serupa bagi warga RW 012 yang rumahnya tidak layak huni.

Ketua RW 012 Kelurahan Tanah Tinggi Imron Buchori mengatakan, dirinya dan para warga sudah mengetahui jika permukiman padat di wilayahnya jadi target penataan kawasan oleh pemerintah daerah. Akan tetapi, sejumlah warga menolak rumahnya dibongkar untuk dibangun rumah susun.

”Sebab, pembangunan rusun membutuhkan lahan yang luas dan nantinya para warga luas tinggalnya akan sama rata di dalam rusun. Nah, warga yang merasa rumahnya sudah luas itu menolak kalau rumahnya dibongkar. Mereka merasa tidak adil,” ungkap Imron.

Karena itu, Imron masih menunggu warga untuk musyawarah mufakat. Warga juga perlu berdiskusi dengan Pemrov DKI terkait pembangunan rusun tersebut.

Warga bercengkerama di salah satu gang di RW 012, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2024).

Diketahui, wilayah RW 012 mempunyai luas sekitar 3,5 hektar dengan jumlah penduduk mencapai 1.200 keluarga dan 2.200 jiwa. Di RW 012 ada 6 RT dari 11 RT yang termasuk permukiman padat. Di wilayah tersebut rata-rata warganya tinggal di sebuah rumah yang dihuni sampai tiga keturunan.

”Yang termasuk padat penduduk itu RT 005, 006, 007, 008, 009, dan 010. Setiap malam, Balai Sekretariat RW 012 selalu dipenuhi warga yang numpang tidur,” kata Imron.

Sebab, rumah yang para warga tinggali sangat sempit sehingga hanya bisa digunakan untuk tempat tidur anak-anaknya yang masih kecil. Imron pun tak melarang warganya bermalam di Sekretariat RW karena keterbatasan tempat tinggal.

Di Balai Sekretariat RW 012, warga tidur dengan memanfaatkan sekitar empat kursi panjang sebagai alasnya. Selain kursi panjang, warga kerap tidur di lantai dengan terpal sebagai alas mereka untuk beristirahat.

”Saya tidak melarang, yang penting mereka harus menjaga ketertiban. Kemudian, tidak narkoba atau tidak berbuat tindakan kriminal lainnya,” ucap Imron.

Adapun rata-rata warga di wilayahnya merupakan penerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Jakarta. Mulai dari Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Namun, bantuan itu tetap dirasa kurang karena jumlah keluarga mereka melebihi batas. (kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved