Derap Nusantara
Optimisme Menggapai Indonesia Emas 2045 Lewat Membangun Desa
Yandri Susanto meyakini mendorong swasta untuk terlibat membangun desa mampu mempercepat kemajuan pembangunan desa.
POS-KUPANG.COM - Pujian demi pujian memenuhi ruang rapat Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Kamis (7/11) usai para wakil rakyat di dalamnya menyaksikan paparan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal ( Mendes PDT ) Yandri Susanto.
Pada kesempatan tersebut, Yandri memaparkan beragam hal terkait dengan desa, mulai dari kunjungan kerja perdananya sebagai Menteri Desa, juga rencana aksi Kemendes PDT sebagai langkah mewujudkan visi-misi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun desa, hingga isu strategis di desa yang perlu segera ditindak.
Paparan mengenai kunjungan kerja perdana hingga kunjungan-kunjungan kerja berikutnya dari Yandri sebagai Menteri Desa meninggalkan kesan mendalam bagi para anggota Komisi V DPR.
Seperti disampaikan Ketua Komisi V Lasarus, belanja masalah yang menjadi fokus dalam kunjungan kerja Yandri dinilai Komisi V sebagai langkah efektif dalam membenahi beragam persoalan di desa-desa.
Kegiatan “menginap di desa” di tengah kunjungan kerja Yandri pun tidak luput mengundang kagum Komisi V DPR.
Sebagai kepanjangan tangan Presiden Prabowo, Yandri menyampaikan dirinya senantiasa meluangkan waktu untuk melewati malam di desa, baik di rumah penduduk maupun ketua RT, RW, atau kepala desa di tengah-tengah kunjungan kerjanya ke suatu daerah.
Dalam kesempatan itu, Yandri dapat mendengar dan melihat langsung persoalan yang dihadapi masyarakat setempat secara lebih mendetail.
Seperti saat ia mengunjungi Desa Kembangbelor Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pada Senin (4/11), Yandri dapat mengetahui bahwa desa itu merupakan desa yang sukses mengembangkan potensinya.
Lanskap alam berupa hutan pinus berhasil diolah oleh masyarakat desa setempat menjadi wisata Camping Ground Bernah De Vallei. Akan tetapi, kata Yandri, istimewanya mereka mengolah desanya menjadi desa wisata tanpa menggunakan APBN/APBD ataupun dana desa.
Mereka menggunakan uang patungan dari seluruh kepala warga. Melihat itu, Yandri mengakui bahwa dana desa memang belum cukup untuk mengoptimalkan pemajuan desa.
Oleh karena itu, usai kunjungan kerjanya, Yandri berkomitmen akan mendorong pelibatan beragam pihak dalam membangun desa, seperti masyarakat ataupun pihak swasta melalui dana CSR.
Lalu, saat kunjungannya ke Desa Ngoran di Blitar, Jawa Timur, Yandri menyaksikan potensi besar desa tersebut dalam mengolah sumber dayanya.
Mereka mampu mengolah kulit sapi menjadi Kendang Jimbe untuk diekspor ke Tiongkok, bahkan mampu menghasilkan nilai ekspor yang mencapai Rp17,5 miliar per tahun.
Keberhasilan Desa Ngoran itu ternyata tidak luput dari dukungan pihak swasta, yakni Astra International. Dari hal itu, Yandri semakin meyakini mendorong swasta untuk terlibat membangun desa mampu mempercepat kemajuan pembangunan desa.
Pada akhirnya, kata dia menambahkan, perekonomian masyarakat pun akan mampu semakin tumbuh dan mampu membawa Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen lalu menyandang status sebagai negara maju.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.