Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Jumat 8 November 2024, Hak Manusia Atas Tanah 1

Ketiga, Nabot mengerti bahwa tanah Kanaan bukan milik pribadi tapi pemberian Allah melalui perjuangan bersama dua belas suku.

|
Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Renungan Harian Kristen Jumat 8 November 2024, Hak Manusia Atas Tanah 1
POS-KUPANG.COM/HO
Renungan Harian Kristen Kamis 7 November 2024, Hak Manusia Atas Tanah 1

Jawab Nabot kepada Ahab, “Kiranya Tuhan mencegah aku memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu!” -ayat 3

POS-KUPANG.COM. KUPANG - Renungan Harian Kristen Jumat 8 November 2024, Hak Manusia Atas Tanah 1, merujuk pada Kitab 1Raja-Raja 21:1-4.

Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penulis Komunitas Suluh Injil edisi November 2024. 

Tema Bulan November 2024 Bulan Lingkungan Hidup GMIT  “Mengalami Keadilan dan Damai Sejahtera Dalam Semesta”. 

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:

Hari ini kita membaca firman Tuhan yang menceritakan tentang raja Ahab yang ingin memiliki tanah milik tetangganya, Nabot.

Ahab ingin memperluas tanahnya yang kebetulan berbatasan dengan tanah Nabot. Ahab mempunyai tanah di tempat lain dan ingin menukarnya dengan Nabot.

Tetapi Nabot menolak menjual atau menukar tanahnya dengan Ahab.

Jawaban Nabot ini tidak bisa diterima oleh Ahab. Ahab kesal hati dan gusar, kecewa bercampur malu dan marah, ia tidur, menutup muka dan tidak mau makan.

Keberatan dari Nabot, “Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu.” Bagi orang Israel, tanah tidak boleh dijual.

Allah melarang mereka menjual tanah warisan (Im. 25:23-28; Bil. 36:7 dst). Nabot menolak dengan tiga alasan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Kamis 7 November 2024, Menabur Kebenaran, Menuai Berkat

Pertama, nilai tanah saat itu tidak dapat diukur dengan uang atau ditukar dengan apapun, seperti tawaran Ahab kepada Nabot. Bangsa Israel adalah masyarakat agraris yang hidup dari tanah dan hasil tanah.

Beda dengan kebanyakan kita hari ini, jual tanah tapi masih bisa hidup karena ada penghasilan lain.

Bagi Israel, menjual tanah sama dengan bunuh diri dan menyusahkan keturunan. Kedua, nilai tanah seharga nyawa satu bangsa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved