Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Kamis 7 November 2024, Menabur Kebenaran, Menuai Berkat

Hasil bumi berupa anggur yang diperoleh bukan dinikmati dengan sewajarnya tetapi berlebihan, diolah menjadi minuman yang memabukkan.

Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Renungan Harian Kristen Kamis 7 November 2024, Menabur Kebenaran, Menuai Berkat
Kompasiana.com
Renungan Harian Kristen Kamis 7 November 2024

Nuh menjadi pengolah tanah; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur. -ayat 20 

POS-KUPANG.COM. KUPANG - Renungan Harian Kristen Kamis 7 November 2024, Menabur Kebenaran, Menuai Berkat, merujuk pada Kitab Kejadian 9:18-29.

Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penulis Komunitas Suluh Injil edisi November 2024. 

Tema Bulan November 2024 Bulan Lingkungan Hidup GMIT  “Mengalami Keadilan dan Damai Sejahtera Dalam Semesta”. 

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:

Kejatuhan manusia ke dalam dosa terus berlanjut dan mencapai tahap murka Allah yang mendatangkan hukuman bagi seluruh muka bumi, dalam peristiwa Air Bah di zaman Nuh.

Perintah Allah kepada manusia untuk menyebar dan memenuhi bumi bagi kemuliaan-Nya telah diubah oleh manusia menjadi penyebaran kejahatan dan kuasa dosa.

Dari semua manusia yang hidup di zaman itu, hanya keluarga Nuh yang memiliki pengetahuan yang benar tentang Allah dan menyembah-Nya. Yang lain sudah menolak Allah dan kebenaran-Nya.

Keluarga Nuh adalah satu-satunya yang diselamatkan dari kehancuran dan melanjutkan rencana Allah membarui muka bumi. Pasca air bah, keluarga Nuh menjadi perintis cara hidup baru sebagai orang yang mengenal Allah, menyembah-Nya dan menyebarkan kebaikan di bumi.

Bumi menjadi tampat manusia membangun hidup dalam relasi dengan Allah. Manusia menikmati berkat dari Allah dengan bekerja, mulai mengolah tanah, membuat kebun anggur dan menikmati hasilnya sebagai upah jerih lelahnya.

Hasil bumi berupa anggur yang diperoleh bukan dinikmati dengan sewajarnya tetapi berlebihan, diolah menjadi minuman yang memabukkan.

Manusia kehilangan kesadaran diri ketika menikmati berkat Tuhan secara keliru hingga akhirnya terjadi kejahatan baru yang merusak relasi dalam keluarga. Kata-kata yang keluar dari mulut Nuh ialah kutukan bukan hanya kepada anaknya tetapi juga tanah kediamannya. Kutukan perhambaan Ham kepada Sem dan Yafet menjadi akar permusuhan dan ketidakadilan.

LANGKAH IMAN.

Kemabukan Nuh serta kalimat berkat dan kutuk yang keluar dari mulutnya memberikan kita pengajaran tentang batasan dalam menikmati berkat yang dihasilkan oleh alam.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Rabu 6 November 2024, Memerangi Kejahatan Terhadap Alam

Sebegaimana Nuh, kita semua harus bekerja, mengolah tanah dan bumi untuk keberlanjutan hidup. 

Tuhanlah yang memberkati tanah, menumbuhkan tanaman dan membuatnya matang untuk dituai.

Dari Nuh kita menyadari kelemahan kita sebagai manusia bahwa di balik kehebatan dan keahlian mengelola hasil bumi, ada natur jahat yang dapat mendorong kita mengelolanya untuk memuaskan hawa nafsu dan menciptakan surga versi diri sendiri. Kepuasan jasmani dikejar dan dianggap kebaikan dan kebahagiaan tertinggi.

Penyebaran informasi dilakukan dengan bebas untuk mempromosikan hawa nafsu. Janjijanji berkat yang ditawarkan adalah palsu, yang sebenarnya adalah kutukan. Marilah menabur dan mengelola alam ini dalam kebenaran agar kelak menuai berkat dan bukan kutuk. Amin!

Alamat Sekretariat Suluh Injil: 

Jl. Seruni No. 8 – Naikoten 1
Kota Kupang – NTT

Alamat email:
bethseba0906@gmail.com
WhatsApp
Neti 08113828074  dan Ibu Eka 085239108328

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved