Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 5 November 2024, Undangan ke Pesta Tuhan

Mereka berdua menggambarkan orangorang yang sibuk bekerja, fokus hanya pada kerja, kerja dan kerja.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa 5 November 2024, Undangan ke Pesta Tuhan 

Oleh: Pastor John Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 5 November 2024, Undangan ke Pesta Tuhan

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa Pekan XXXI
Lectio: Filipi 2:5-11; Mazmur 22:26b-27.28-30a.31-32;
Injil: Lukas 14:15-24

Meditatio:
Kita semua pasti pernah menghadiri sebuah pesta, entah itu pesta nikah, ulang tahun, syukur, atau pesta yang lain. Segala macam pesta memiliki ciri yang kurang lebih sama, yakni ada kegembiraan, keakraban, percakapan, canda tawa, serta tentu saja ada makanan dan minuman. Itulah pesta. Intinya, dalam pesta, selalu ada relasi yang intim dan menggembirakan.

Yesus menggunakan pesta atau perjamuan untuk menggambarkan undangan dari Allah bagi kita semua. Allah mengundang kita untuk memiliki relasi yang intim dan penuh kegembiraan dengan-Nya.

Namun, apakah semua orang menanggapi undangan Allah? Sayangnya, tidak. Yesus mengungkapkan dua hal
yang membuat orang tidak mau menjawab undangan Allah, yakni sibuk dengan urusan pribadi dan kelekatan hati.

Pertama, sibuk dengan urusan pribadi. Dalam perumpamaan yang kita dengar hari ini, orang pertama dan kedua sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadi. Yang satu sibuk menengok ladang barunya, yang
lain sibuk dengan lembu-lembunya. Mereka berdua menggambarkan orangorang yang sibuk bekerja, fokus hanya pada kerja, kerja dan kerja.

Orang sibuk enggan menjawab undangan. Mereka menyibukkan diri dengan perkara-perkara dunia, hal-hal jasmani yang sifanya sementara. Mereka mengabaikan undangan Tuan Pesta, tidak pergi.

Kedua, kelekatan hati. Orang ketiga dalam perumpamaan itu berat untuk datang ke pesta karena baru menikah, masih ingin berbulan madu. Ini adalah gambaran orang yang memiliki kelekatan hati. Orang seperti ini hatinya tertambat pada apa yang disukai dan disenangi. Seluruh hidupnya hanya terfokus pada
keinginan dan kesukaannya. Hal-hal rohani diabaikan, yang profan, yang menyenangkan dan sesuai keinginan itulah yang diperjuangkan. Tidaklah mengherankan jika dia mengabaikan undangan Tuan Pesta.

Apa yang bisa kita refleksikan dari bacaan Injil hari ini? Undangan untuk mengikuti Yesus adalah gratis dan pengundangnya adalah Tuhan sendiri. Tuhan mengundang orang tanpa kecuali, tua muda besar kecil, orang yang punya harta dan kekayaan, orang pekerja karier, orang sederhana dan miskin, lumpuh dan
buta dan banyak lain lagi. Undangan Tuhan tanpa neko-neko. Semuanya diundang Tuhan untuk menikamati kegembiraan dan sukacita di Surga.

Undangan diberikan melulu karena kasih Allah yang tanpa batas. Undangan ini adalah undangan untuk memiliki relasi yang intim dengan Allah, undangan untuk diselamatkan, undangan untuk ditebus dari dosa-dosa kita. Apakah kita mau menjawab undangan Allah ini? Ataukah kita lebih suka menyibukkan diri dengan urusan duniawi semata?

Perumpamaan di atas menyampaikan pesan bahwa kadang kita mencari-cari alasan untuk tidak ikut dalam hal-hal atau kegiatan rohani, karena sedang sibuk, sedang sakit, masih lelah, perjalanan jauh yang melelahkan, urusan perkawinan keluarga dan lain sebagainya. Kita menolak udangan Tuhan dengan macam-macam argumen pembelaan diri. Kita menolak undangan Tuhan karena lebih tertarik pada berbagai urusan pribadi.

Keselamatan yang dikerjakan Allah dalam diri Yesus Kristus bersifat universal, tidak eksklusif untuk kelompok tertentu. Kristus terus-menerus mengundang semua orang untuk datang kepadaNya dan mengalami keselamatan. Dia mendesak bahkan memaksa semua orang agar masuk ke dalam Kerajaan Allah
dan menikmati perjamuanNya, karena “rumahKu harus penuh”.

Allah menghendaki agar semua orang memperoleh keselamatan, tetapi banyak orang tetap menutup diri terhadap tawaran Allah, mereka menolak kasih Allah dalam diri Kristus. Mereka tidak mau mengambil bagian dalam persekutuan dan menolak berbagi kasih pada sesama, mereka memang hidup hanya untuk diri
mereka sendiri, mereka dikuasai oleh roh-roh dunia.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved