Opini
Opini: Dampak Abu Vulkanik Lewotobi bagi Kesehatan dan Penanganannya
Abu vulkanik terdiri dari batuan yang ukurannya bervariasi, ada yang ukuran besar sampai yang berukuran kecil (halus).
Oleh: Imanuel Y. Faot
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Doktor Biologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
POS-KUPANG.COM - Gunung Lewotobi adalah gunung berapi kembar dengan tipe stratovolcano yang berada di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ( NTT).
Gunung Lewotobi terdiri dari dua puncak, yaitu Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan.
Pada tanggal 9 Januari 2024 status Gunung Lewotobi laki-laki naik menjadi level IV (AWAS) yang artinya masyarakat dilarang beraktivitas dalam Radius 4 kilometer dari puncak gunung.
Hal ini ditetapkan berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh tim Pemantau Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Pada tanggal 3 November 2024 terjadi letusan pada Gunung Lewotobi Laki-laki. Letusan ini menyemburkan abu vulkanik ke udara hingga beberapa kilometer dari pusat kawah.
Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan.
Abu vulkanik terdiri dari batuan yang ukurannya bervariasi, ada yang ukuran besar sampai yang berukuran kecil (halus).
Saat terjadi letusan, batuan yang berukuran besar (bongkah-kerikil) seringkali jatuh pada radius 5-7 km dari kawah, sedangkan yang berukuran halus (abu) dapat jatuh lebih dari ratusan kilometer.
Semburan abu vulkanik yang keluar saat letusan gunung berapi mengandung
sejumlah zat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Abu vulkanik mengandung banyak logam berat dan unsur-unsur yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan karena sifatnya yang toxic ( beracun) dan karsinogenik ( dapat memicu kanker).
Beberapa logam berat yang terkandung dalam abu vulkanik yaitu: Timbal
(Pb), Tembaga (Cu), Krom (Cr), Kadmium (Cd), Seng (Zn), Boron (B), Barium (Ba), Selenium (Se), Perak (Ag), Besi (Fe), SiO 2 dan Silika (Si).
Semburan abu vulkanik seringkali berdampak pada berbagai masalah
kesehatan, seperti sakit kepala, pusing, gangguan pernapasan, iritasi mata, iritasi kulit dan gangguan pencernaan ( diare).
Tanda-tanda gangguan pada pernapasan seperti: Adanya iritasi pada rongga
hidung dan pilek, iritasi dan sakit pada tenggorokan, batuk kering, produksi dahak berlebih, mengi dan sesak napas.
Gangguan pada mata atau iritasi mata seperti: Merasa seperti ada partikel yang masuk ke dalam mata, mata terasa perih yang berarti ada kemungkinan kornea mata telah tergores oleh butiran abu, mata menjadi merah, dan mata terasa gatal disertai keluarnya air mata terus menerus.
Gangguan pada kulit: abu vulkanik yang bersifat asam ketika kontak langsung dengan kulit menyebabkan iritasi dan kemerahan dan apabila digaruk dapat menyebabkan infeksi.
Sedangkan gangguan pencernaan yaitu abu vulkanik mengakibatkan terkontaminasinya air bersih, air tanah dan alat penyedia air bersih sehingga menurunnya kualitas air yang dikonsumsi.
Penanganan bila mengalami gangguan kesehatan akibat abu vulkanik.
Pasien dengan gangguan pada pernapasan seperti sesak napas diwajibkan mencari pertolongan di layanan kesehatan, biasanya juga bisa diakses di posko pengungsian.
Bagi yang menderita iritasi mata karena abu vulkanik sangat tidak disarankan mengucek mata karena dapat memperburuk keadaan.
Abu vulkanik berbentuk lancip yang dapat melukai kornea mata dan memicu infeksi.
Cara untuk menghilangkan abu dari mata bisa dengan air mengalir atau mencelupkan mata pada air yang jernih dan steril dalam wadah sehingga abu hanyut dalam air. Gunakan obat tetes mata juga disarankan.
Selain itu untuk abu vulkanik yang menempel pada kulit, dapat langsung
dibilas menggunakan air bersih dan sabun.
Keringkan gunakan handuk atau kain bersih dan gunakan pelembap. Hindari menggaruk kulit karena berpotensi terjadi infeksi.
Meminimalisir kontak langsung dengan abu vulkanik merupakan langkah
yang baik dalam menghindarkan diri dari dampak buruk abu vulkanik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Menjauh dari daerah yang terkena material hujan abu vulkanik.
2. Menggunakan pakaian tertutup,
3. Menggunakan masker atau kain penutup hidung dan mulut.
4. menggunakan kaca mata.
5. Menutup rapat tempat penyimpanan air dan makanan.
6. Tidak merokok.
Dengan memahami dampak abu vulkanik dan penanganannya ini diharapkan dapat mengurangi gangguan kesehatan yang diderita akibat erupsi gunung berapi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.