Breaking News

Lewotobi Erupsi

Korban Erupsi Lewotobi Butuh Makanan Balita, Masker, Pembalut Wanita dan Obat-Obatan

Warga yang terdampak erupsi Lewotobi juga membutuhkan bahan pangan seperti beras, mie instan, lauk, sayur dan peralatan memasak.

|
Editor: Dion DB Putra
BPBD FLORES TIMUR
Atap rumah penduduk rusak dan berdebu akibat erupsi Gunung Lewotobi laki-laki yang terjadi sejak Minggu (3/11/2024) malam. 

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki para Minggu malam 3 November 2024 membutuhkan bantuan mendesak selain makanan siap saji, tenda dan pakaian layak pakai.

Lembaga Caritas dari Gereja Keuskupan Larantuka mengeluarkan imbauan kepada semua orang untuk bisa berdonasi kebutuhan mendesak warga terdampak sebagai berikut.

Dikutip dari https://komsoskeuskupanlarantuka.id, kebutuhan mendesak warga terdampak yaitu makanan siap saji, air bersih, tenda, bak penampung (profil tank), masker, pembalut Wanita, perlengkapan tidur, terpal, obat-obatan.

Warga yang terdampak juga membutuhkan bahan pangan seperti beras, mie instan, lauk, sayur dan peralatan memasak berupa kompor gas atau kayu bakar. Tak lupa perlengkapan dan makanan untuk  balita.

Sampai saat ini tim Caritas Keuskupan Larantuka bersama relawan terus berusaha menyalurkan bantuan dalam masa tanggap darurat dan membuat assesment bagi warga terdampak.

Seperti diwartakan Pos Kupang sebelumnya,  letusan teranyar Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu malam menyebabkan banyak bangunan rumah warga dan fasilitas umum yang rusak. 

Bangunan yang terbakar dan rusak parah akibat terjangan material erupsi Lewotobi  termasuk biara susteran SSpS dan dua unit sekolah di Hokeng.

Korban jiwa pun berjatuhan. Sejauh ini dilaporkan sembilan orang meniggal dunia. Seorang di antara korban meninggal dalah biarawati Katolik yaitu Sr. Nikoline Pajo, SSpS. 

Suster Nikoline tinggal di biara susteran SSpS Hokeng. Dia terjebak di dalam kamarnya yang tertimpa reruntuhan batu.

Dua desa yang terdampak sangat parah akibat erupsi yakni Desa Klatanlo dan Hokeng Jaya. Kedua desa ini berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Wulanggitang Kabupaten Flores Timur yang berjarak kurang lebih 2 – 5 kilometer dari puncak gunung. 

Desa-desa lain yang juga terpapar material erupsi adalah desa Dulipali, Boru Klobong, Boru Kedang, Pululera, serta desa Nawokote. Warga dari desa Klatanlo dan Hokeng Jaya, untuk sementara mengungsi ke desa-desa terdekat yang relatif lebih aman antara lain Desa Boru Klobong, Nobo, konga, Pululera, Lewolaga, Rumah Dioses Hokeng serta desa Hikong di wilayah Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka.

Dari  Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, wilayah terdampak berjarak 68 km yang bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam melalui ruas jalan trans nasional Larantuka–Maumere. Sementar dari kota Maumere, Kabupaten Sikka berjarak 74 km dengan waktu tempuh 2 jam berkendara. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved