Opini
Opini: Kaum Muda dan Demokrasi
Namun di tengah euforia itu alangkah eloknya bila kita tidak tergoda, terlena, dan apalagi terhasut oleh buaian-buaian kosong para calon.
Demokrasi memang bukan sistem yang ideal namun ia menjamin dan melindungi nilai-nilai vital dalam hidup manusia seperti kebebasan, kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan.
Keyakinan inilah yang mendorong sejumlah negara untuk memilih dan menjadikan demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang berlaku di negara-negara mereka.
Namun sejarah membuktikan bahwa demokrasi dalam suatu negara tidak muncul begitu saja. Demokrasi lahir dari sebuah perjuangan yang panjang. Dan perjuangan itu tidak mudah.
Selalu ada darah yang ditumpahkan. Dan darah yang ditumpahkan itu umumnya adalah darah kaum muda karena mereka adalah pejuang atau pelopor utama demokrasi.
Merekalah motor penggerak perubahan sosial dan politik suatu bangsa dari yang bersifat otoriter kepada kehidupan yang lebih demokratis.
Di Indonesia, peran kaum muda dapat dirunut sejak peristiwa sumpah pemuda tahun 1928. Kiprah pemuda saat itu adalah menyatukan realitas keberagaman bangsa Indonesia dengan mengakui satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air.
Kemudian setelah peristiwa itu, kaum muda kembali mengukir sejarah dengan menunjukkan kegigihan mereka dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah pada tahun 1945.
Perjuangan kaum muda tidak pernah surut. Hal itu terbukti ketika kaum muda dari generasi baru berhasil meruntuhkan kekuasaan totalitarian Orde Baru di bawah kendali Soeharto pada Mei 1998.
Keruntuhan rezim Soeharto kemudian menandai lahirnya demokrasi di Indonesia. Dan pasca-keruntuhan itu kehidupan bangsa Indonesia pun lebih bermartabat dan demokratis.
Namun apesnya demokrasi yang saban hari dibayar dengan darah kini mengalami defisit yang sangat tajam. Defisit itu terlihat dalam riset yang dilakukan Economist Intelligent Units (EIU).
Pada tahun 2022 misalnya, indeks demokrasi Indonesia meraih skor 6,71. Skor tersebut setali tiga uang dengan nilai yang diperoleh Indonesia pada tahun 2021.
Karena itu demokrasi Indonesia tergolong sebagai flawed democrazy atau demokrasi cacat. Realitas ini serentak menggugat kaum muda karena mereka bukan hanya sebagai pelopor melainkan juga sebagai pengawal utama demokrasi.
Pengawal Demokrasi
Ide bahwa kaum muda sebagai pengawal utama demokrasi merupakan qonditio sine qua none karena demokrasi merupakan hasil perjuangan mereka sendiri.
Adalah ironis jika kaum muda apatis terhadap situasi sosial dan politik bangsa ini. Adalah ironis juga jika mereka turut andil dalam pelbagai macam bentuk penyimpangan sosial dan politik yang merugikan demokrasi dan masa depan bangsa ini.
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.