Timor Leste

Sebuah Kabel Menghubungkan Timor Leste, Tapi Bisakah Menjembatani Kesenjangan Digital?

Internet yang lebih murah dan kecepatan yang lebih tinggi bisa menjadi permulaan sebuah transformasi namun masih banyak kendala lokal yang harus diata

Editor: Agustinus Sape
Istimewa
Ilustrasi Bendera Timor Leste 

Abrão Monteiro dari Komunitas Youtuber Timor Leste menjelaskan perjuangan untuk memonetisasi karya di platform media sosial karena kurangnya pengakuan terhadap Timor Leste oleh jaringan-jaringan utama, sehingga membuatnya bergantung pada rekan-rekannya di negara-negara seperti Indonesia, Inggris, dan Korea Selatan untuk perolehan pendapatan.

Pelayanan pemerintah siap untuk mendapatkan manfaat dari peningkatan akses internet, dengan rencana untuk memperluas e-governance.

Terdapat tujuan ambisius untuk menyederhanakan layanan seperti pengajuan pajak, catatan publik, dan informasi layanan kesehatan, yang bertujuan untuk efisiensi dan aksesibilitas yang lebih baik.

Namun tujuan tersebut harus mengatasi kurangnya koordinasi antar lembaga pemerintah, yang terus menghambat pembentukan sistem tata kelola digital yang benar-benar terintegrasi.

Potensi e-governance untuk merevolusi penyediaan layanan publik di Timor Leste sangat besar, namun penerapan praktisnya menghadapi banyak rintangan.

Contohnya dapat dilihat pada sektor layanan kesehatan, dimana peningkatan konektivitas dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan. Saat ini, digitalisasi dalam layanan kesehatan sebagian besar terbatas pada tugas-tugas administratif, sehingga membatasi dampak keseluruhannya terhadap pemberian layanan.

Ketiadaan sistem rekam medis nasional mengganggu kesinambungan pelayanan dan menurunkan kualitas pengobatan.

Meskipun telemedis dapat memperluas akses terhadap layanan kesehatan di daerah terpencil, investasi besar pada infrastruktur kesehatan sangat penting untuk sepenuhnya mewujudkan potensi ini.

Keamanan siber juga merupakan ancaman penting. Terdapat kebutuhan akan kerangka keamanan siber yang komprehensif dan peraturan privasi data yang jelas untuk melindungi warga negara dan institusi dari potensi kerentanan.

Meskipun banyak anak muda yang semakin aktif secara online, kesadaran mereka akan hak-hak digital – termasuk privasi, keamanan, dan kebebasan berekspresi – masih terbatas, seperti yang disoroti oleh survei Asia Foundation mengenai generasi muda Timor-Leste pada tahun 2022. Dengan kurangnya “literasi digital” dan meningkatnya platform streaming non-jurnalistik, masyarakat menghadapi risiko besar misinformasi, penipuan online, dan eksploitasi privasi.

Hadirnya kabel bawah laut menandai sebuah langkah maju yang signifikan, namun hal ini bukan satu-satunya obat mujarab bagi semua tantangan digital di Timor-Leste. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil akan sangat penting untuk menutup kesenjangan ini, untuk memastikan bahwa transformasi digital Timor-Leste mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, perbaikan tata kelola, dan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh warga negaranya. (lowyinstitute.org)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved