Opini

Opini: Kecerdasan Sosial Maksimal, Maksimus

Pertanyaan yang mungkin sedikit menggoda, mengapa Uskup Maksimus Regus yang terpilih dan bukan yang lain? 

Editor: Dion DB Putra
TANGKAPAN LAYAR YT/UNIKA SANTO PAULUS TV
Mgr. Dr. Maksimus Regus. 

Tidak sedikit umat yang mengungkapkan kegalauannya memperhatikan aneka peristiwa yang berseliweran di media sosial dengan intensitas masalah yang bukan kaleng-kaleng. 

Atas dasar itu, mencari seorang uskup yang secara konsisten merawat kehidupan rohani menjadi kunci.   

Bila hal itu akhirnya ditemukan dalam diri Uskup Regus, maka ia diharapkan menjadi contoh sekaligus inspirasi yang perlahan bisa meluas dan memengaruhi seluruh keuskupan. 

Lalu dari mana sumber kesalehan diri yang kemudian begitu dirawat? Seorang imam SVD yang pernah menjadi pastor paroki Redong, tempat orang tua uskup Regus menjadi warga paroki memberi kesaksian. 

Kuncinya adalah keluarga yang menjadi rahim darinya terlahir pribadi seperti uskup Regus. Viktor Regus sebagai kepala keluarga telah menanamkan nilai yang dirawat dan dibesarkan dan kini terhadirkan melalui uskup Regus. 

Kecerdasan Sosial 

Keunggulan dalam intelektualitas, seperti ditonjolkan di sini tentu bisa diperbincangkan. Banyak yang juga memiliki kualitas diri seperti itu. 

Bisa juga dengan sedikit kesombongan (dan keangkuhan diri), ada yang mengatakan, justru jagoan mereka barangkali lebih baik. Hal ini pun wajar dan bisa dipahami. 

Tetapi ketika hal ini diangkat dan dipetakan dalam konteks Labuan Bajo yang sejak 2019 telah ditetapkan sebagai Destinasi Wisata Super Premium yang menjadikannya kota yang dalam waktu singkat, maka dibutuhkan figur dengan kecerdasan sosial memukau. 

Dengan kecerdasan demikian maksimal, ia diharapkan dapat menemukan keunggulan dari berbagai sektor yang kemudian diharmonisasikan dalam kolaborasi yang kuat. 

Jelasnya, dibutuhkan cukup dengan tingkat kecerdasan sosial yang ‘super’, sesuper destinasi wisata. 

Hal dibahasakan secara tepat oleh  Soejanto, Laily Tiarani; Soekarman, F. I, dalam Jurnal Konseling Indonesia 2015 lima aspek dalam kecerdasan sosial yakni:  kesadaran situasional, kemampuan membawa diri, keaslian diri (autencity). 

Selain itu perlu didukung oleh aspek kejelasan (clarity), dan terakhir adalah empati. 

Kelima aspek ini menjadi modal darinya seseorang diharapkan dapat menavigasi dan bernegosiasi dalam interaksi dan lingkungan sosial. 

Di sinilah jelas terdapat gabungan dari kesaran diri dan kesadaran sosial, evolusi keyakinan sosial dan sikap serta kapasitas kemampuan mengelola perubahan sosial yang kompleks hal mana diungkapkan oleh Ganaie, M.Y , dalam Journal of American Science, 2015. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved