Berita Manggarai Barat

Teman Tuli di Labuan Bajo Inginkan Kesetaraan

Ia berharap dengan terbentuknya komunitas Bisindo Labuan Bajo menjadi peluang bagi teman tuli dalam akses pekerjaan.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Komunitas Belajar Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) Labuan Bajo saat acara Community Talk dalam segmen Belajar Bisindo di Parapuar. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Komunitas Teman Tuli di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), menginginkan adanya kesetaraan seperti hak untuk berkembang dan hak untuk mengakses pekerjaan. 

Mereka berharap publik tidak menstigma teman tuli sebagai masyarakat kelas dua.

Ermina Salju, Ketua Komunitas Teman Tuli Labuan Bajo, sekaligus pendiri Komunitas Belajar Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) Labuan Bajo mengatakan, sebagai manusia ciptaan Tuhan teman tuli setara dengan teman dengar. Namun stigma terhadap teman tuli masih ditemukan.

Alasan itulah yang mendorong Ermina membentuk kelompok Bisindo Labuan Bajo. Komunitas ini baru berdiri September 2024 lalu, dan memulai langkah kecilnya dengan semangat bertumbuh bersama dalam perjumpaan kecil setiap minggu.

Ia berharap dengan terbentuknya komunitas Bisindo Labuan Bajo menjadi peluang bagi teman tuli dalam akses pekerjaan.

"Banyak teman tuli mempunyai skill yang mumpuni namun karena minimnya pengetahuan orang-orang tentang bahasa isyarat, membuat teman tuli sulit mendapatkan pekerjaan," ungkap Ermina, Senin 21 Oktober 2024.

Senada, Silvianus Erlando Tatus, pendiri kelompok belajar Bisindo Labuan Bajo, berharap semakin banyak orang tergerak untuk belajar bahasa isyarat demi mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata inklusif, yang dapat diakses dan memberi kesempatan yang sama bagi kalangan.

Masyarakat Belajar Bahasa Isyarat

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkolaborasi dengan Bisindo Labuan Bajo baru-baru ini menggelar kegiatan Community Talk dalam segmen Belajar Bisindo di kawasan pariwisata terpadu Parapuar.

Direktur BPOLBF Frans Teguh berharap kegiatan itu menjadi wadah bagi masyarakat untuk belajar bahasa isyarat, sehingga komunikasi dengan teman tuli dapat terjalin dengan lebih baik.

"Ini juga sejalan dengan upaya BPOLBF untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang ramah bagi semua kalangan," kata Frans.

Baca juga: Cuaca Labuan Bajo Kerap Berubah Mendadak, Begini Penjelasan BMKG

Frans menambahkan, kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa isyarat adalah upaya menciptakan kesetaraan dalam dunia profesional, itu sejalan dengan pembangunan pariwisata Labuan Bajo yang inklusf.

"Kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa isyarat tidak hanya memperkaya kemampuan komunikasi, tetapi juga membuka pintu bagi teman tuli untuk berpartisipasi lebih aktif dalam dunia profesional," ujarnya.

"Dengan keberadaan komunitas ini, akses teman-teman tuli dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja menjadi lebih mudah sehingga menambah karakter baru, keunikan, dan kekayaan sumber daya di dunia pariwisata Labuan Bajo," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved