Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen 16 Oktober 2024, Keluarga yang Saling Menopang Pelayanan

Berikut ini adalah renungan harian Kristen yang disampaikan Pdt. Frans Nahak, M. Th dengan judul Keluarga yang Saling Menopang Pelayanan.

Editor: Agustinus Sape
DOK. PRIBADI
Pdt. Frans Nahak adalah Pendeta di Jemaat Paulus Taebone, Klasis Amanuban Timur)  

Keluarga di dalam Kristus adalah keluarga yang saling menanggung beban (Gal. 6:2). Beberapa orang dari jemaat bercerita bahwa mereka takut menerima pelayan karena “menjadi beban” bagi jemaat, salah satunya adalah beban keuangan.

Mengapa Paulus memberitakan Injil namun ia juga bekerja sebagai tukang tenda? Dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, ia mengatakan bahwa mereka bekerja siang dan malam supaya tidak menjadi beban dalam memberitakan Injil (1 Tes. 2: 9 & 2 Tes. 3: 8,).

Tidak makan roti orang dengan gratis. Paulus “tidak memanfaatkan” kesempatan untuk “makan gratis” sebagai seorang pelayan yang telah dianggap sebagai keluarga di dalam rumah. Ia menggunakan keahlian untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan agar pelayanannya tidak menjadi beban bagi orang lain.

Saya bilang kepada mereka yang “takut” menerima pelayan, para pelayan yang diutus memiliki keterampilan khusus untuk memberdayakan jemaat.

Kita juga belajar dari bacaan ini bahwa seorang pelayan yang hendak diutus tidak hanya mahir memberitakan Injil, gesit melaksanakan pelayanan sakramen, tetapi memiliki keterampilan untuk memberdayakan jemaat. Keterampilan yang dimiliki oleh seorang untuk menunjang pelayanan di dalam jemaat, bukan untuk mencari keuntungan pribadi.

Ketiga, keluarga yang saling mendukung (support) dalam pelayanan. Paulus didukung oleh keluarga Akwila, Titius Yustus bahkan dengan kehadiran Timotius dan Silas. Dukungan tersebut berupa moril dan materiil.

Gereja sebagai Keluarga Allah adalah gereja yang saling memberi dukungan bagi sesama saudaranya. Tidak ada saudara yang membiarkan saudaranya yang lain menderita, terusir dari rumah sendiri.

Tidak ada orang tua yang senang melihat anak-anaknya bertengkar, tetapi orang tua akan senang jika melihat anak-anak saling mendukung dan memperhatikan. Kita bersaudara dalam Kristus dan Bapa adalah Allah kita, maka betapa gembiranya hati Allah, jika anak-anak-Nya hidup saling mengasihi, mendukung dalam pelayanan, namun betapa sakit hatinya Tuhan Allah, jika anak-anak bertengkar dan terusir dari dalam rumah sendiri. Amin.

(Penulis adalah Pendeta di Jemaat Paulus Taebone, Klasis Amanuban Timur) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved