10 Tahun Pemerintahan Jokowi
10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Persembahkan Empat Bendungan untuk Atasi Kesulitan Air di NTT
Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin akan mengakhiri masa jabatan pada tanggal 20 Oktober 2024.
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin akan mengakhiri masa jabatan pada tanggal 20 Oktober 2024.
Jokowi telah 10 tahun memimpin Indonesia. Saat periode pertamanya (2014-2019), Jokowi didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Selama dua periode kepemimpinannya, mengatasi kesulitan air yang dialami masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu hal yang diperhatikan secara serius oleh Jokowi.
Melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai ujung tombak, Jokowi membangun bendungan untuk menghadirkan 'air su dekat."
Dari tujuh bendungan yang direncanakan untuk NTT, empat di antaranya sudah selesai dikerjakan dan diresmikan Jokowi.
Bendungan-bendungan dimaksud, yakni Bendungan Raknamo (Kabupaten Kupang), Bendungan Rotiklot (Kabupaten Belu), Bendungan Napun Gete (Kabupaten Sikka) dan Bendungan Temef (Kabupaten Timor Tengah Selatan).
Tiga bendungan lain yang masih dalam tahap konstruksi adalah Bendungan Manikin (Kabupaten Kupang), Bendungan Mbay (Kabupaten Nagekeo), dan Bendungan Kolhua (Kota Kupang).
Patut diakui bahwa bendungan sebagai karya monumental Jokowi untuk NTT memberi dampak pada kehidupan petani dan peternak.

Pakar Pertanian dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr Leta Rafael Levis mengatakan, pembangunan bendungan di NTT oleh Jokowi selama 10 tahun terakhir merupakan strategi pemberdayaan petani.
Dosen senior Fakultas Pertanian Undana ini menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Sebagai warga NTT kita berterima kasih kepada pemerintah pusat karena mengeluarkan uang begitu banyak untuk membangun NTT dari segi pemberdayaan petani NTT, itu strategi yang tepat," kata Leta Rafael Levis, Selasa 15 Oktober 2024.
Menurutnya, kebijakan yang cocok itu didasarkan pada upaya penyiapan ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan petani di sektor pertanian.
Namun, persoalannya adalah dampak dari pembangunan itu belum terasa. Sebab, jaringan yang dialirkan ke lahan milik petani belum tersedia secara maksimal.
Leta Rafael Levis khawatir usai masa jabatan Presiden Jokowi pekerjaan lanjutan dari bendungan yang ada berjalan tidak optimal.
Mestinya, lanjut dia, pemerintah daerah bisa mengambil peran dalam hal ini. Karena, perhatian terhadap kelanjutan bangunan itu akan menjadi pertanyaan selepas pemerintahan di periode ini berakhir.
"Itu persoalannya. Kita mengharapkan pemerintah daerah untuk back up. Ada undang-undang irigasi, dimana tanggung jawab pemerintah pusat, daerah dan petani," katanya.
Leta Rafael Levis mengatakan, bendungan yang terlihat memberikan dampak cukup baik, yakni Bendungan Raknamo (Kabupaten Kupang).
"Bendungan itu mulai dirasakan manfaatnya oleh petani. Sementara sebagian besar lainnya belum berdampak karena jaringan yang belum dikerjakan," ujarnya.
Menurut Leta Rafael Levis, pemerintah daerah harus melihat itu sebagai tantangan dan bertanggung jawab mengatasinya agar bendungan yang sudah dibangun tidak mubazir.
"Karena itu rata-rata beberapa bendungan itu luas pelayanan itu luas. Niatnya, strateginya sudah betul," katanya.
Selain pemanfaatan pertanian, lanjut Leta Rafael Levis, pemerintah bisa memanfaatkan sebagai pengembangan pariwisata. Pemerintah bisa merancang agar mengkombinasikan pertanian dan pariwisata.
"Kalau menurut daya paling menarik itu di Bendungan Napung Gete di Kabupaten Sikka," kata dia.
Ia berharap pemimpin NTT yang baru bisa melanjutkan pembangunan itu. "Siapapun dia bisa meneruskan pembangunan, apakah lobi pemerintah pusat atau dengan APBD. Kalau tidak sayang, anggaran begitu banyak tapi terbuang," katanya.
Sementara itu, warga Desa Oenino, Kecamatan Oenino, Silsa Elisabeth Ku mengaku bangga dengan perhatian Presiden Jokowi terhadap masyarakat TTS.
Ibu rumah tangga ini mengakui bahwa, kondisi kehidupan masyarakat setempat sangat sulit. Kesulitan paling mendasar bagi mereka adalah kekurangan air bersih.
"Kami kesulitan kesulitan air bersih selama ini," ujar Silsa, Selasa, 15 Oktober 2024.
Menurutnya, kehadiran Bendungan Temef mengatasi persoalan air bersih yang dialami masyarakat selama ini.
Silsa mengatakan, Bendungan Temef merupakan warisan bersejarah bagi masyarakat.
Dia bangga terhadap Presiden Jokowi karena membuat program yang membawa dampak yang luar biasa bagi kehidupan ekonomi maupun aspek lainnya bagi masyarakat TTS.
Silsa mengaku senang Presiden Jokowi bisa berkunjung ke kampung halamannya untuk meresmikan Bendungan Temef.
"Kami jarang dikunjungi oleh pejabat penting dari Jakarta. Tapi Presiden bisa datang di kami punya kampung," ucapnya berlinang air mata.
Berikut ini kilas balik bendungan di NTT yang diresmikan oleh Presiden Jokowi:

Bendungan Raknamo
Bendungan ini terletak di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang.
Bendungan Raknamo mulai dibangun pada Desember 2014, menghabiskan anggaran Rp 760 miliar.
Bendungan ini dengan kapasitas normal 14,09 juta meter kubik
Bendungan Raknamo dengan luas genangan 147,91 hektar.
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Raknamo pada Januari 2018. Peresmian Bendungan Raknamo ditandai dengan pengisian air ke dalam bendungan.
Saat itu Jokowi berharap Bendungan Raknamo dapat menjadi jawaban dari permasalahan yang dialami masyarakat NTT, khususnya Kabupaten Kupang, yakni kelangkaan air.
“Problem utama di provinsi ini sebenarnya hanya satu, kalau bisa kita selesaikan, air. Di sudut manapun NTT ini, kalau bisa menyelesaikan ini (air) kesejahteraan, kemakmuran ekonomi pasti akan naik,” ucap Jokowi saat itu.
"Hari ini kita semua masyarakat Kupang, masyarakat NTT pasti bersukacita, berbahagia sekali karena Bendungan Raknamo yang kita nanti-nantikan sejak lama sudah akan segera dimulai proses pengisian airnya," ujar Jokowi.
Bendungan Raknamo memiliki sejumlah fungsi, di antaranya menghasilkan air baku sebanyak 0,1 meter kubik per detik, menghasilkan listrik sebesar 0,22 MW, hingga irigasi 1.250 hektar sawah.

Bendungan Rotiklot
Bendungan Rotiklot di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu.
Bendungan berada di daerah aliran sungai Mota Rotiklot, panjang sungai 6,41 kilometer dan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 11,69 kilometer persegi.
Tipe Bendungan Rotiklot adalah urugan random dengan tinggi 42,50 meter, lebar puncak 10 meter, panjang puncak 415,82 meter dengan umur manfaat mencapai 50 tahun.
Daya tampung total bendungan ini sebesar 3,30 juta meter kubik dengan luas genangan 29,91 hektare dan tampungan efektif 2,33 juta meter kubik.
Bendungan Rotiklot dibangun untuk mengairi 139 hektare lahan.
Selain itu, bendungan ini juga bisa dipakai sebagai pembangkit listrik tenaga air, tempat wisata, dan untuk air baku seluruh penduduk di sekitar bendungan.
Pembangunan Bendungan Rotiklot dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Jokowi pada tanggal 28 Desember 2015.
Kemudian Bendungan Rotiklot mulai dioperasikan tanggal 13 Desember 2018.
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Rotiklot pada tanggal 20 Mei 2019
Peresmian Bendungan Rotiklot ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Bendungan Rotiklot sebelumnya telah dilakukan pengisian (imponding) sejak Desember 2018 tersebut.
Bendungan Rotiklot memiliki kapasitas tampung 3,3 juta m3 dan dengan luas genangan 24,91 hektare.
Bendungan ini memiliki manfaat untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat dan kegiatan Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik, suplai irigasi seluas 139 hektar dan pariwisata.
Selain itu, Bendungan Rotiklot juga berfungsi sebagai pengendali banjir 500 m3/detik yang kerap terjadi di Kabupaten Belu yang memiliki musim hujan singkat yakni sekitar 3 bulan namun dengan intensitas tinggi.

Bendungan Napun Gete
Bendungan Napun Gete terletak di Desa Ilinmedo dan Desa Werang, kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka. Bendungan ini dibangun pada alur Sungai Napun Gete di perbatasan dua desa tersebut.
Bendungan Napun Gete Kabupaten Sikka mempunyai kapasitas tampung 11,22 juta meter kubik, dengan luas genangan 99,78 hektare.
Bendungan ini memiliki manfaat untuk penyediaan air irigasi seluas 300 hektare, penyediaan air baku 0,2 meter kubik per detik, dan potensi penyediaan listrik tenaga air sebesar 0,71 megawatt.
Selain itu, sebagai pengendalian banjir daerah hilir dan potensi untuk kebutuhan pengembangan sektor pariwisata serta sebagai lahan konservasi sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.
Menurut Menteri PUPR Basuki, keistimewaan Bendungan Napun Gete adalah base flow-nya lebih bagus dengan kapasitas tampung 3,3 juta m3.
Biaya dari pembangunan Bendungan Napun Gete sebesar Rp880 miliar dengan masa pelaksanaan tahun 2016-2020.
Pembangunan Bendungan Napun Gete dimulai pada awal tahun 2016 dan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Selasa 23 Februari 2021 sore.
Saat itu Jokowi mengatakan, kunci kemakmuran di NTT adalah dengan adanya ketersediaan air. Hal tersebutlah yang selalu menjadi permintaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam setiap kunjungan Presiden ke NTT.
“Setiap saya datang ke NTT, awal-awal, selalu yang diminta adalah bendungan, yang diminta adalah waduk. Dan permintaan itu adalah betul. Begitu ada air, semua bisa ditanam, tanaman tumbuh, buahnya diambil, daunnya bisa dipakai untuk peternakan,” ujar Jokowi saat itu.
“Saya meyakini insyaallah dengan Gubernur dan Wakil Gubernur yang baik, dengan Bupati dan Wakil Bupati yang baik, memimpin rakyatnya, menggiring semuanya untuk produktif, saya yakin tidak lama lagi NTT akan makmur dan tidak menjadi provinsi yang kategorinya kalau di negara kita masih pada kondisi yang kurang,” tambah Kepala Negara.
Presiden Jokowi berharap NTT dapat menjadi pendukung ketahanan pangan nasional. “Dengan air, tadi saya minta kepada Menteri Pertanian, panen dua kali plus jagung sekali, artinya tiga kali. Ini lompatan produktivitas yang akan saya ikuti,” tandas Jokowi.

Bendungan Temef
Bendungan terakhir yang diresmikan Presiden Jokowi menjelang berakhir masa jabatan, yakni Bendungan Temef.
Bendungan Temef berada di Desa Konbaki, Kecamatan Polen dan Desa Oenino, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Temef pada Rabu 2 Oktober 2024.
Jokowi mengatakan, pemerintah telah banyak membangun bendungan di NTT. Langkah ini diambil karena air merupakan sumber daya yang sangat vital bagi masyarakat di daerah tersebut.
"Air kunci bagi NTT, air vital sekali bagi NTT. Oleh sebab itu, bendungan memang paling banyak kita bangun di NTT. Bukan di provinsi yang lain," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan bahwa selama 10 tahun terakhir, pemerintah telah membangun empat bendungan di NTT.
Bendungan Temef dibangun sejak tahun 2017 dengan biaya mencapai Rp 2,7 triliun.
Dengan demikian pembangunan bendungan ini dilaksanakan selama 7 tahun.
Lama pembangunan Bendungan Temef ini sesuai dengan ukurannya yang sangat besar. Luas genangan air di Bendungan Temef 298 hektare.
Bendungan tersebut bisa menampung 45 juta meter kubik air.
Bendungan Temef diperkirakan bisa mengairi sawah seluas 1500 hektare.
Bendungan ini akan memberikan dampak terhadap petani untuk menanam padi jagung, dan pertanian lainnya.
Keberadaan bendungan ini bisa membantu mereduksi banjir di Kabupaten TTU, TTS dan Malaka.
"Ini di NTT selama 10 tahun ini sudah selesai 4 bendungan, Rotiklot, Raknamo, Napun Gete, dan tadi Temef. Empat bendungan gede-gede," ucap Jokowi.
Kepala Negara berharap bahwa kehadiran bendungan berkapasitas besar ini dapat meningkatkan produktivitas petani.
Dengan adanya air yang tersedia, petani diharapkan dapat meningkatkan jumlah panen dari yang sebelumnya hanya 1-2 kali setahun menjadi sekitar 2-3 kali setahun.
"Dengan adanya air yang ada di waduk, yang ada di bendungan, petani bisa meningkatkan produktivitasnya yang mungkin setahun biasanya satu, bisa dua, atau yang satu langsung bisa tiga, karena airnya ada," jelas Jokowi.
Jokowi mengatakan, air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari
"Apalagi di NTT. Air begitu sangat pentingnya," ujarnya.
Demikian karya monumental Presiden Jokowi untuk NTT. Bagaimana menurut Anda? (irfan hoi/oncy rebon/aca/adv*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.