Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 13 Oktober 2024, “Juallah Apa yang Kau Miliki”
Kami telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau." Yesus menjawab murid-murid-Nya dengan menjanjikan
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 13 Oktober 2024, “Juallah Apa yang Kau Miliki”
Hari Minggu Biasa Pekan XXVIII
Bacaan I: Keb. 7: 7-11
Bacaan II: Ibr. 4: 12-13
Injil : Markus 10: 17-30
Salam damai sejahtera untuk kita semua.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita memasuki masa liturgi pekan biasa ke XXVIII. Bacaan-bacaan yang kita renungkan diambil dari kitab Kebijaksanaan, Ibrani, dan injil Markus. Dalam bacaan pertama ini adalah madah pujian bagi Roh Kebijaksanaan, yang tak ternilai keagungannya: "Sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya, dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya." Orang yang mencintai Roh Kebijaksanaan, harus mengutamakan dia di atas segala-galanya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 10 Oktober 2024, “Minta, Cari, Ketuk”
"Namun demikian, besertanya datang pula kepadaku segala harta milik. Dan kekayaan tak tepermanai ada di tangannya." Dan sikap yang benar sebagai satu kebijaksaan ini tampak dalam Injil yang kita renungkan hari ini. Injil berkisah tentang seorang pemuda kaya yang berlari-lari datang menemui Yesus. Dalam dialog dengan Yesus dia menegaskan bahwa ia sudah setia menjalankan perintah-perintah Tuhan sejak masa mudanya. Jadi apa yang masih kurang? Yesus menjawab: "Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Panggilan ikut Yesus ini adalah suatu panggilan yang radikal untuk mengutamakan Tuhan di atas segala-galanya. Tetapi: "Mendengar perkataan ini dia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, karena hartanya banyak" (10: 22).
Keterikatan hati pada harta benda menghalangi dia menemukan harta rohani yang tak ternilai dalam Sumber Kebijaksanaan, yaitu Yesus, Sang Sabda yang menjelma dan tinggal di tengah-tengah kita.
Usaha untuk ‘menjual segala harta milik’ adalah satu usaha paling radikal secara manusiawi tapi juga dalam perspektif rohaniah yaitu kesanggupan kita untuk ‘menjual’ segala keterlekatan diri pada harta benda baik itu sifatnya fisik juga bersifat psikologis atau idiologis yang telah membantuk karakter cara berpikir dan bertindak seseorang. Dan di satu sisi lainnya, Petrus berkata: "Kami telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau."
Yesus menjawab murid-murid-Nya dengan menjanjikan ganjaran seratus kali lipat di dunia ini serta jaminan hidup yang kekal di akhirat.
Pemenuhan janji Yesus ini sungguh dialami oleh mereka yang berani mengikuti Tuhan secara radikal, dan yang membebaskan batinnya dari keterikatan pada belenggu harta benda. Dalam perspektif para muridNya yang telah meninggalkan segala sesuatunya untuk mengikuti Yesus juga ada dalam pola Yesus yakni ‘meninggalkan’ baik secara fisik maupun psikis atau idiologis semua keterikatan-keterikatan itu.
Jika kita sudah meninggalkan semua itu termasuk ikatan dengan keluarga sekalipun adalah juga satu berkat. Karena mengikuti Yesus harus terlebih dahulu mengosongkan diri sendiri dulu agar hanya Tuhanlah yang mengisi hidup kita. Jika demikian maka berkat yang melimpah akan kita dapatkan 100 kali ganda. Dan dalam bacaan kedua sebagai satu kesimpulan atas bacaan pertama menegaskan Firman Tuhan itu Sumber Kebijaksanaan.
Surat Ibrani dalam bacaan kedua menambahkan: "Friman Allah itu hidup dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua". "Tidak ada satu makhluk pun yang tersebunyi di hadapan-Nya... kepada-Nya kita harus memberi pertanggungjawaban". Sumber kebijaksanaan inilah yang mampu membawa kita kepada kebenaran.
Namun sering kali, kita hanya lebih suka mengikuti kemauan dan keinginan diri kita masing-masing dan masih sangat sulit untuk meninggalkan atau menjual semua kelekatan-kelekatan duniawi kita sehingga kita kadang sulit juga untuk mengikuti Yesus secara sempurna. Maka marilah kita belajar untuk semakin mampu untuk meninggalkan segala sesuatunya dan mengosongkan diri untuk mengikuti Tuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.