Tokoh Daerah NTT

Tokoh Daerah NTT,  Kombes. Pol. Deonijiu de Fatima Putra Timor Leste Jadi Perwira Polri

Sosok Kombes. Pol. Deonijiu de Fatima, S.I.K., S.H tak tak banyak warga NTT yang mengenalnya.Namun pria asal Timor Timur (kini Timor Leste) pernah

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
vua matahukumnet
Kombes. Pol. Deonijiu de Fatima, S.I.K., S.H. (istimewa) 

POS KUPANG.COM -- Sosok Kombes. Pol. Deonijiu de Fatima, S.I.K., S.H tak tak banyak warga NTT yang mengenalnya .

Namun pria asal Timor Timur (kini Timor Leste) pernah menjabat sebagai Karo Ops Polda NTT .

Kariernya di Polri lebih banyak berkiprah di intitysi Brimob Polri 

Dikutip dari Matahukum.net, Kombes. Pol. Deonijiu de Fatima, S.I.K., S.H. lahir 23 Oktober 1972. 
Ia adalah seorang perwira menengah Polri yang sejak 17 Desember 2021 menjabat sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Brigade Mobil Korbrimob Polri.

Doni, lulusan Akpol 1996 ini berpengalaman dalam bidang brimob. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Kapolres Metro Tangerang Kota.

Baca juga: Profil Tokoh NTT, Fernando Soares Politisi Partai Gerindra yang Jadi Wakil Ketua DPRD NTT

Kombes Polisi Deonijiu berasal dari Timor Timur (sekarang Timor Leste), dari keluarga yang sangat bawah sekali, dalam arti, dia pernah pernah sekolah di SD tahun 1980, tapi setelah itu putus sekolah pada waktu SD kelas 2 pada tahun 1982. 

Pasca berhenti sekolah, Dony  berandal, kemudian diambil sama tentara. “Dulu di Timor Timor ada tentara yang disebut tenaga bantuan operasi (TBO), dimana setiap tentara yang dinas di Timor Timor, mereka cari anak-anak untuk bantu mereka,” tuturnya.

Jadi lanjut Dony, angkat barang saat pindah,dan lainnya serta menjadi menunjuk jalan itu saya jalani selama 4 tahun. Setelah tinggal bersama dengan tentara, ia lalu berkeinginan untuk hidup jadi tentara. 

Ternyata jadi tentara tidak gampang karena harus ada ijazah. ‘Tahun 1986 saya mendaftar ujian persamaan sekolah untuk dapat ijazah agar bisa daftar tentara.

Ternyata di sekolah bilang kalau mau ujian maka haru daftar sekolah dan ikut sekolah penyesuaian tiga atau empat bulan. Kebetulan masih ada waktu sehingga saya ikut dan belajar. 

Ternyata waktu ujian nilai saya lebih tinggi dari yang sekolah tetap,” ujar suami dari AKP Endang Longla, Amd.

Namun, di dalam hatinya, jika hanya menggunakan ijazah SD maka hidupnya tetap sulit, ia ingin seperti komandan. Sehingga dengan tekad yang kuat itulah, ia melanjutkan sekolah ke tingkat SMP dan SMA.

Baca juga: Profil Tokoh NTT, Adrianus Bria Seran Kader Golkar yang Jadi Ketua DPRD Malaka Tiga Periode

Saat tamat SMA dan ikut tes Akabri, ternyata dia lolos. Itu semua karena dia sudah miliki banyak pengalaman dan komunikasi dengan tentara dan polisi sehingga ia mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk ikut tes. “Saya buktikan bahwa kalau ada kemauan, pasti bisa, saya lolos di Akabri tanpa uang,” ucapnya.

Ayah dari tiga orang anak ini mengakui, dengan pangkat AKBP, dia sempat membuat buku mengenai dirinya dan membagikan buku tersebut kepada anak panti asuhan untuk dibaca. 

“Saya sudah ditinggalkan oleh bapak saya sejak saya masih SD, saya hidup ikut orang. Saya berikan buku sebagai motivasi bagi anak-anak panti asuhan bahwa meskipun kondisi mereka seperti itu, tapi harus tetap semangat untuk meraih masa depan,” ucapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved